Buku Pelajaran Anak TK yang Menghebohkan

Buku Pelajaran Anak TK yang Menghebohkan
Spread the love

Jurnalline.com, JAKARTA – Sejumlah buku pelajaran anak Taman Kanak-kanak (TK) menghebohkan warga Depok, Jawa Barat. Pasalnya buku-buku tersebut bermuatan penyebaran paham radikalisme.

Buku tersebut ditemukan oleh GP Ansor di Depok, Jawa Barat. Di dalam buku itu berisi kata-kata yang dinilai tidak pas, di antaranya gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, dan selesai raih bantai Kiai.

Kemudian ada juga kalimat dan kata-kata rela mati bela agama, gegana ada dimana, bila agama kita dihina kita tiada rela, basoka dibawa lari, dan kenapa fobi pada agama.

Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul Anak Islam suka membaca. Di dalam buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme. Buku tersebut dicetak pertama pada 1999 sudah dicetak ulang 167 kali hingga 2015.

Penerbit buku Anak Islam suka membaca itu Pustaka Amanah, beralamat Jalan Cakra Nomor 30 Kauman, Solo, Jawa Tengah, dengan penulis Murani Musta’in.

Menurut informasi dari Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman, penulis buku Anak Islam suka membaca itu, Musta’in, istri dari Ayip Syafruddin yang merupakan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo.

Menanggapi hal itu, Ketua PB NU Nusron Wahid, meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menarik semua buku pelajaran untuk anak TK tersebut.

“Ini sangat bahaya sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaran buku itu dan segera tarik dari peredaran. Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis,” kata Nusron di Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Menurutnya, buku-buku tersebut harus segera dicabut dari peredaran karena berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.

(Zeet/Rai/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.