Kadis Saiful Turuy Klaim Stok dan Harga 11 Komoditi Strategis Malut Masih Stabil

Spread the love

Jurnalline.com, Maluku Utara – Kebutuhan pokok masyarakat khususnya di Maluku Utara terus dipantau oleh pemerintah, dalam hal ini instansi yang menangani sektor pangan di Malut. Hasil pantauan menunjukkan kebutuhan masyarakat seperti beras, telur, bawang, dan rica masih stabil di pasaran.

Sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Pangan Malut Saiful Turuy kepada Jurnalline.com, di kantor Gubernur Malut, Sofifi, Senin (16/7/2018). Menurut Saiful Turuy, satu bulan sebelum lebaran Idul Fitri 2018 hingga saat ini stok dan harga 11 komoditi strategis untuk Maluku Utara Masih terbilang stabil.

“H-30 lebaran itu stok pangan masih cukup, harga masih stabil, untuk 11 komoditi strategis pangan” kata Ipul sapaan akrabnya saat ditemui di kantor Gubernur Malut

Sebelas komoditi strategis yang dimaksud adalah Beras, jagung pipilan kering, kedelai, cabai merah keriting, bawang merah, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, minyak goreng, terigu. Yang diklaim Kadis Pangan Malut masih aman terkendali.

Orang nomor satu ditubuh Dinas Pangan itu menyampaikan, harga beras hingga saat ini masih berada pada posisi aman. Beras dengan kualitas premium tetap berada pada level harga Rp. 14.000.

“Harga beras masih stabil, pada posisi beras premium masih berada pada 14 (ribu -red), beras medium masih di posisi 11.900 sampai 12.000, dan beras murah masih berada pada 9000 sampai 10.000” jelasnya

Stok beras, lanjut Ipul diperkirakan masih tersedia hingga dua bulan kedepan. Pasalnya di gudang Bulog masih tersedia, kemudian pasokan yang akan masuk belasan ribu ton beras.

“Sampai dua bulan kedepan masih cukup, karena posisi kita hingga hari ini untuk 3.200 ton itu di Bulog itu masih cukup. Kemudian pasokan masih masuk 19.000 ton masih cukup untuk satu dua bulan kedepan” ucap Saiful

Untuk Barito, tambah Ipul sebagian dari kebutuhan didatangkan dari luar Negeri (Impor), dan sebagian lagi diproduksi petani lokal.” Bawang, rica, tomat kita impor. Kita impor sebagian dan kita produksi dari wilayah Haltim, kemudian dari Halteng, di Wairoro, Ekor, kemudian dari Kao Barat Halut, kemudian Ternate” imbuhnya

(YUDI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.