Dialog Kebangsaan, Silaturohim Bersama Ulama-Umaro,TNI dan Polri

Spread the love

Jurnalline.com, Kajen, Pekalongan – Pada Sabtu (15/12/2018) di Pendopo Kab. Pekalongan telah dilaksanakan Silahturahmi Ulama Bersama Umaro TNI dan Polri, dengan tema Merah Putih Tidak melupakan sejarah.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Komjen Pol Drs. Lutfhi Lubianto (Kabaintelkam Mabes Polri) mewakili Kapolri, Kolonel Kav Dani Wardhana S. Sos., M.M., M.Han (Danrem 071/Wk) mewakili Panglima TNI, H. Asip Kholbihi SH. M. Si (Bupati Pekalongan), AKBP Wawan Kurniawan (Kapolres Pekalongan), H. Moekaromah Syakor M.M. (Sekda Kab. Pekalongan), Letkol Inf M. Ridha (Dandim 0710/Pkl), Letkol Heri W (Kasbrig 4 DR), KH. Habib Luthfi Ali bin Yahya, Ustad Ali Mas Adi (Toga Pekalongan)

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam sambutannya yang disampaikan Kabaintelkam Mabes Polri Komjen Pol Drs. Luthfi Lubianto menyampaikan, acara ini adalah bagian dari silihaturahmi anak bangsa untuk memperkokoh tali silahturahmi, Indonesia adalah negara besar, memiliki 17.400 lebih pulau banyak suku bangsa, dan sudah teruji dalam sejarah indonesia.

“Kita bersukur karena kita dalam bingkai NKRI, berkat santri, umaro ulama, negara kita bisa merdeka, kita harus membuang jauh jauh perasaan negatif, karena dengan membuang perasaan negatif kita bisa kuat”, ujarnya.

Selain itu, sebagai perantara kesetabilan bangsa Indonesia, kita memiliki kekuatan yang luar biasa, ada yang juara Hafih al quran, juara sains, maka dari itu

Dikatakan, pesan Bung Karno jangan sekali kali melupakan sejarah, sebagai gambaran peta situasi, baik regional maupun global. “Kami sebagai polisi berkomitmen, didalam melaksanakn tugas akan menciptkan rasa aman,, memberikan perlindungan, bersikap adil. Sekali lagi kami atas nama polri menyampaikan rasa terima kasih sudah diundang dalam kegiatan ini”, paparnya.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto dalam sambutannya yang disampaikan Danrem 071/Wk Kolonel Kav Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han menyampaikan, apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan khususnya kepada Habib Lutfi Bin Ali Bin Yahya.

“Ada 2 proses yang tidak bisa dilupakan pada saat proses kemerdekaan, pertama proses diskusi dan kedua adalah siapa yang memimpin dalam Indonesia, akhirnya terpilihlah Soekarno dan Hatta. Soekarno yang nasionalis dan Hatta sebagai Religius akhirmya terpilih sebagai Proklamator kemerdekaan”, paparnya.

Dikatakan, pasca Indonesia merdeka, ulama tidak pernah terbesit untuk menduduki kedudukan negara, mereka sadar bahwa menjaga Indonesia lebih penting.

“Ulama dan umara, memiliki tanggung jawab penting, dalam menjaga bangsa Indonesia ini, ada beberapa hal pesan penting, yakni peran ulama dan umara, TNI, berperan penting dalam penegakan NKRI. Ulama dan umara sebagai sumber daya penting, dan kecerdasan Ulama jelas penting, tidak hanya kecerdasan, rasa bela negara dan cinta tanah air. Waspada pada bibit, dan perpecahan pada bangsa ini, jangan sampai bangsa ini pecah”, terangnya.

(Dp/fram)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.