Jurnalline.com, Jakarta – Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Balita Tunas Bangsa menerapkan sejumlah aturan bagi petugas saat melakukan pelayanan, terkait pencegahan Covid-19 (virus corona), salah satunya adalah dengan menyemprotkan cairan disinfektan ke tiap ruangan. Hal ini mengingat, balita dan anak-anak merupakan usia rentan terjangkit virus tersebut. Demikian disampaikan Kepala PSAA Balita Tunas Bangsa, Ucu Rahayu, saat ditemui Senin (16/3).
“Sesuai arahan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Sosial, juga terutama atas arahan Pak Gubernur, sejak kemarin di panti kami sudah mulai dilakukan pembersihan sarana dan prasarana. Sudah kita bersihkan, sterilkan kita kerja bakti semuanya semuanya, kemudian juga penguatan di pengetahuan pegawainya,” ungkap Ucu.
Ucu menjelaskan, pegawai di pantinya diharuskan memahami pencegahan kepada diri dan keluarga terlebih dahulu, sebelum memberikan pelayanan kepada warga binaan yang mayoritas adalah anak dan balita. Setelah itu, barulah pegawai menerapkan apa saja yang telah disarankan ahli medis untuk pencegahan covid-19 ini. “Jadi kami sarankan, pegawai untuk mengantisipasi kepada diri mereka dahulu, setelah itu baru warga binaan. Saya juga himbau kepada mereka, agar sering mengganti pakaian bagi yang sering berkeringat, apalagi bagi petugas yang sering menggendong bayi, supaya bersih. Karena kalau semuanya bersih, imunitas kita juga bagus,” terang Ucu.
“Kemudian kita instruksikan, jangan menunda buang sampah. Apalagi di sana kan banyak kotoran pampers tuh. Di sini juga kan tingkat sampahnya juga cukup tinggi. Banyak pampers bayi dan dari aspek lainnya,” tambahnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengantisipasi dari luar dengan membatasi tamu yang akan berkunjung ke panti dan melakukan pelayanan secara online, baik telefon, aplikasi whatsapp dan email. “Kita coba batasi tamu, bahkan kalau memungkinkan untuk mengcancel atau menunda dulu kedatangan mereka ke panti balita. Pelayanan bisa kita berikan melalui telefon, untuk melayangkan informasi terkait balita, kemudian menunda untuk datang berkunjung terutama untuk keluarga yang ingin melihat anak yang ingin diadopsi,” paparnya.
Ucu menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk konsultasi terkait asupan vitamin kepada balita. “Di panti kami ada 10 orang petugas yang backgorund pendidikannya adalah keperawatan. Meski begitu, kami juga akan konsultasi dengan puskesmas setempat. Apakah ada vitamin yang perlu ditambahkan? Serta pemeriksaan suhu tubuh pegawai,” ungkapnya.
Penulis : Khnza
Editor : Ndre
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media