Jurnalline.com, Jakarta – Keluar masuk hutan cari makan merupakan aktifitas yang dominan dilakukan warga Batas batu Papua, walau memang terdapat jasa bongkar muat barang di pelabuhan tradisional namun karena tidak menentu membuat warga masih harus ketergantungan pada hutan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.
Pohon sagu yang tumbuh liar di hutan, menjadi alternatif bagi warga, yang kemudian ditebang, dikukur lalu dijadikan bahan konsumsi, prinsip mereka adalah kerja hari ini untuk makan hari ini dan hari esok adalah urusan esok, setidaknya begitu penuturan dari beberapa warga Batas batu.
“Melihat kondisi warga dan sekitaran tempat pemukiman, sebenarnya banyak terdapat lahan tidur yang amat potensial dijadikan lahan pertanian apabila dikelola dengan baik, sehingga akan berdampak positif pada kesejahteraan warga,” ujar Dansatgas, Mayor Inf Rinto Wijaya S.A.P., M.I.Pol., M.Han., disela kunjungan beliau ke Pos Batas batu, Kamis (24/11/2022).
Bertolak dari kondisi ini, Pos Batas batu Satgas satuan organik Yonif Raider 514 Kostrad, berkoordinasi dengan Bapak Sepri selaku Pastor Gereja Katholik Stasi St. Damian Batas batu, agar mengajak warga terjun bersama mengolah lahan tidur yang ada disekitar pemukiman, himbauan melalui Gereja ini dirasa efektif karena memang mayoritas warga adalah jemaat Katholik, disamping figur seorang Pastor yang sangat dihormati oleh warga.
Alex
Penkostrad
Copyright © 2017 Jurnalline Cyber Media