Sekda Watania Kumpul Camat Bahas Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim

Spread the love

Jurnalline.com, MINAHASA —
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa mulai sasar masyarakat miskin. Sebab, sekarang ini di Kabupaten Minahas masih terdapat masyarakat yang dikategorikan miskin ekstrim.

Untuk itu, Sekda Dr Lynda Watania, MM, MSi pimpin rapat pembahasan Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) dengan menghadirkan camat se- Minahasa bersama instansi terkait lainnya.

“Kenapa kita hadirkan Camat dalam rapat ini, tujuannya untuk menyatukan persepsi karena mereka lebih mengetahui warga yang tergolong miskin ekstrim di wilayahnya,” kata Watania Kamis (7/3/2024) siang usai rapat P3KE.

Di Kabupaten Minahasa, menurut Watania, tingkat perekonomian rata-rata sudah semakin baik. Untuk itu, Camat dan Kumtua diminta supaya benar-benar mendata seluruh warga yang dikategorikan miskin ekstrim tersebut.

“Kan rapat kali ini, kita menyasar pada pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim. Maka dari itu, semua aparat pemerintah baik di Kecamatan maupun Desa, wajib mendata warga yang benar-benar miskin ekstrim karena pendapatan mereka hanya berkisar Rp 350 perbulan. Jika lebih, itu sudah tidak lagi masuk kategori yang saya sebutkan tadi,” ungkapnya.

Berdasarkan data dari P3KE, Dinas Sosial (Dinsos), Balai Pusat Stastik (BPS) dan data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), semua warga miskin ekstrim dapat diketahui.

“Jadi, mulai sekarang para Camat dan Kumtua, saya minta agar memfalidasi atau dapat di ukur kembali warganya yang bebar-benar miskin ekstrim,” ujar Sekda.

Diketahui, kata Watania, orang yang dikategorikan miskim ekstrim itu, seperti kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yakni makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial.

“Apabila warga masyarakat tidak dikategorikan seperti yang saya sebutkan tadi, berarti bukan lagi miskin ekstrim. Apalagi, kalau umur masi produktif serta bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan guna menghidupi dirinya sendiri, mengapa diakomodir sebagai penerima bantuan, kan bisa berkebun seperti program ODSK “Mari jo ba kobong,” tutupnya. (EffendyIskandar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.