Perayaan Onde Di Kwan Im Bio/Cetiya Dhamma Desana Sangat Meriah

Spread the love

Jurnalline.com, Kota Tangerang – Perayaan onde merupakan salah satu perayaan rutin orang keturunan setiap bulan desember. Biasanya, perayaan onde dilakukan dilingkungan keluarga saja, membuat onde dan dinikmati bersama sanak saudara saat berkumpul dengan penuh kehangatan.

Berbeda pada perayaan Onde di kwan im bio/Cetiya Dhamma Desana Tangerang, kampung Sewan Sekarwangi, Kelurahan Neglasari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Selasa (21/12/2021).

Dalam Pelaksanaan Onde itu hadir diantaranya Robert ketua DPD MAHASI (Mahayana indonesia) dan Santa anggota DPRD kota tangerang dan seluruh panitia, Acara ini secara bersamaan diikuti 150 orang umat.

Pemerhati Budaya Tionghoa Oey Tjin Eng menjelaskan, meski tak semeriah Imlek, perayaan Onde ini memiliki sejarah dan arti dari onde yang disantap, bahkan pelaksanaannya pun sudah secara turun-temurun, tapi selama ini pelaksaannya dari rumah kerumah, baru sekarang dilaksanakan secara kebersamaan, Ujarnya.

“Perayaan Onde ini biasanya pada Desember tanggal 21 atau 22, itu kalau di China untuk merayakan puncak musim dingin dan makan makanan hangat, salah satunya onde-onde. Orang Tionghoa biasa bilang Tan Cik yang artinya dingin dan puncak, tambahnya.

Lebih lanjut Dikatakan Oey Tjin Eng, jika Perayaan Onde ini sudah ada sejak Dinasti Han (206 SM – 220 M). Onde yang berbentuk bulat melambangkan keutuhan, persatuan, harmonisasi keluarga.

“Onde juga melambangkan lambang keseimbangan alam yakni Yin dan Yang. Onde umumnya terbuat dari tepung beras tanpa isi, melambangkan eratnya ikatan persaudaraan, dan air gula manis melambangkan hubungan antar keluarga yang manis,” kata Oey Tjin Eng.

“Onde yang berbentuk bulat melambangkan keutuhan, persatuan, harmonisasi keluarga. Onde juga melambangkan lambang keseimbangan alam yakni Yin dan Yang,” tambahnya.

Disaat yang sama, Rober Hadijadja Ketua Majelis Mahayana Indonesia (Mahasi) Provinsi Banten mengutarakan, acara ini juga untuk
“Merajut dan menjaga kebudayaan era milenial agar tidak punah dan tetap terjaga kelestariannya,” terangnya.

Dalam acara ini tujuannya adalah jangan sampai melupakan sejarah maka kami berkewajiban “Melanjutkan budaya ini dan melestarikan, karena adanya pandemi ini agar kita tidak lupa, dan dapat diwariskan kepada anak cucu kita,” ujarnya.

“Melalui Mahasi ini segala keturunan dan budaya dapat terjaga dengan baik ,” terangnya.

Anggota DPRD dari Komisi IV Kota Tangerang Santa mengucapkan terimakasih dan sangat mengapresiasi atas pelaksanaan tradisi Onde ini, dan berharap kedepannya bisa lebih semangat lagi, dan menargetkan umat yang ikut acara ini mencapai 190 umat.

Bahkan sang dewan juga mengharapkan dari acara ini akan slalu tercipta kebersamaan, kedamaian dan keharmonisan dalam dan kekompakan juga dalam beribadah.
“Kedepan dengan suport nya dari Pak Robert bisa lebih semangat lagi,” ungkap Santa.

Sebagai anggota Dewan Santa mengaku akan selalu mendukung kegiatan kebudayaan yang ada di tanah kelahirannya demi kelestarian budaya agar dapat diwariskan ke anak cucu nanti.

Perayaan Onde kali ini turut dirasakan juga oleh keluarga Emilia yang merasakan hangatnya kebersamaan dalam pelaksanaan onde ini. Emilia mengaku senang dan berharap agar kebudayaan ini tetap terjaga.

“Untuk kebersamaan, agar tradisi ini terus berjalan. Sangat senang hari ini bisa lebih meriah dibandingkan tahun kemaren,” ungkapnya.

Di akhir perbincangan lebih lanjut mengutarakan, balik segala tradisi tersebut, perayaan Onde sampai saat ini masih lestari dan menjadi momen untuk berkumpul dalam kehangatan keluarga keturunan Tionghoa, di mana pun mereka berada, akhirnya.

Penulis : Fram
Editor : Ndre

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.