Kongres PWI Persatuan Gugurkan Pengurus Plt PWI se-Indonesia

Spread the love

Jurnalline.com, Jakarta —
Jumat malam (29/8/2025) suasana salah satu ruangan Aula di BPPTIK, milik Komdigi, di Cikarang, Jawa Barat, tampak hening dan terasa penuh keakraban peserta Kongres PWI Persatuan dari 38 provinsi plus utusan peserta penuh pengurus dari kota Solo daerah khusus.

Acara Kongres Persatuan PWI ini di awali dengan doa, dilanjutkan dengan menyanyi lagu Indonesia dan Mars PWI.

Saat itu Ketua Stering Comite (SC) Zulkifli Gani Oto yang duduk di kursi depan bersama Sekretaris SC Dwi Kora Putra dan Wakil Ketua SC Mara Sakti Siregar dan 4 anggota SC lainnya yang memimpin sidang meminta waktu sejenak peserta penuh Kongres PWI Persatuan berjumlah 79 berdiri mengenangkan kematian seorang tokoh pers nasional almarhum Wina Armada (anggota SC Kongres PWI
Persatuan) berdoa dalam hati sesuai agama dan kepercayaan peserta masing-masing.

Sesuai itu sidang pleno pertama dimulai dengan penuh keakraban diawali dengan penandatangan pakta integritas SC yang isi antara lain Kongres PWI Persatuan ini tujuannya menyatukan kembali pengurus maupun anggota PWI se-Indonesia hampir dua tahun belakangan sempat rapuh akibat dampak dualisme — (PWI hasil Kongres Bandung 25-26 September 2023, Hendry ch Bangun dan Kepengurusan PWI KLB Zulmansyah Sekedang, 18 Agustus 2024) kepengurusan PWI baik ditingkat Pusat maupun di Provinsi se-Indonesia.

Acara ini pun berlangsung lancar dan sanda gurau peserta setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas para Ketua ketua PWI Provinsi definitif se-Indonesia sebagai peserta penuh yang isi pakta integritas tersebut mirip dengan yang tantangani SC.

Dalam ruangan kegiatan Kongres PWI Persatuan yang dijaga extra ketat sejumlah aparat kepolisian/TNI AD dan seksi keamanan panitia pelaksana Kongres PWI Persatuan tak mengizinkan peninjau dari 39 Provinsi masing-masing 5 orang pengurus PWI yang di rekomendasi Ketua PWI Provinsi hasil konferensi dengan memakai tanda ID yang diterbitkan panitia tak diizinkan masuk ke ruang Kongres utama. Berbeda dengan Plt dari berbagai ditandai dengan ID media tempat bekerja. Ini sesuai dengan hasil rapat panitia SC dan OC Plt diberikan kehormatan mendapat undangan khusus bisa akan menghadiri Kongres PWI Persatuan.

Baik peninjau maupun Plt yang hadir panitia pelaksana menyiapkan ruangan terpisah menyaksikan jalannya Kongres PWI Persatuan lewat jaringan YouTube di layar lebar.

Selain itu panitia membuat perbedaan warna ID perserta, peninjau dan Plt. ID Perserta berwarna biru muda, ID peninjau warna kuning. Tapi di ID tersebut tertulis nama.

Setelah penandatangan Pakta Integritas dilanjutkan dengan Deklarasi yang dibacakan seorang yang mewakili Stering Comite, dan Pimpinan sidang Zulkifli Gani Oto menyatakan Ketua umum PWI Pusat Hendry ch Bangun hasil Kongres Bandung dan Ketua PWI Pusat versi KLB Zulmansyah Sekedang, demisioner dan tentunya tidak lagi Pengurus Plt PWI ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

”Kongres PWI persatuan dilaksanakan, Jumat 29 – 30 Agustus 2025 dilaksanakan setelah adanya deklarasi Jakarta. Jadi, untuk mempersatukan kembali keutuhan PWI sebagai organisasi pers tertua di Indonesia. Tidak ada lagi namanya Plt PWI di Indonesia yang sah PWI hasil konferensi di Indonesia, sesuai peraturan dasar dan peraturan rumah tangga (PD/PRT) ,” ujar Zulkifli yang juga dikenal Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat masa bakti 2018 – 2023 dan mantan Ketua PWI Sulawesi Selatan dua periode.

Dihari kedua Sabtu 30/8/2025 Kongres PWI Pusat Persatuan dengan jargon ”Bangkit Bersatu” diawali dengan pembacaan dan penyebaran tata tertib yang berlangsung cukup alot tapi terkendali.

Ketua PWI Sulawesi Utara Drs Voucke Lontaan diundang sebagai peserta penuh bersama Dr Merson Simbolon, MSI duduk dikursi yang disiapkan panitia dibaris ke dua dari kursi paling depan diduduki calon Ketum PWI Pusat Hendry ch Bangun dan calon Ketua DK PWI Pusat Sihono HT. Calon Ketum PWI Pusat Akhmad Munir dan calon Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Atal s Depari.

Pada sesi terakhir Kongres PWI Persatuan dilakukan pemungutan suara. Peserta setiap provinsi mendapatkan Kertas yang dicap panitia dengan jumlah suara berbeda beda sesuai persetujuan SC dan OC. Total suara yang diperebutkan calon Ketum PWI Pusat periode 2025-2030 berjumlah 87 suara. Begitu juga dengan jumlah suara yang diperebutkan calon Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat 87 suara.

Sesuai tata tertib yang disahkan calon suara terbanyak yang menang. Pemungutan suara dimulai dgn Ketua umum (Ketum) PWI Pusat yang bertarung 2 Calon Hendry ch Bangun dan Akhmad Munir. Hasilnya Hendry ch Bangun mendapatkan 35 suara sedangkan Calon Akhmad Munir memperoleh 52 suara. Sementara untuk Ketua DK PWI Pusat yang unggul Atal s Depari dengan perolehan suara 44 dan rivalnya Sihono peroleh 42 suara pemilih 1 suara peserta dinyatakan rusak.

Karena itu Ketua PWI Sulut Drs Voucke Lontaan sangat menyayangkan ada segelintir orang masih menganggap sebagai Plt Ketua PWI Provinsi Sulawesi Utara bersama beberapa Pengurus lainya.

”Sudah jelas jelas pada Kongres PWI Pusat Persatuan dinyatakan PWI menyatu tidak ada lagi kepengurusan Plt PWI di Indonesia. Yang diundang jadi peserta penuh itu saya mencoblos dibilik suara calon Ketum PWI Pusat juga saya. Kok masih menyatakan diri Akhmad Munir menang karena didukung oleh Plt Ketua PWI Sulut versi KLB. Ahhhhh ini aneh ya,” tegas Voucke.

Voucke yang sudah dua periode menjabat Ketua PWI Sulut dan berakhir 30 Maret 2026 mendatang mengatakan, bila anggota PWI Sulut yang sah mau mencalonkan diri sebagai Ketua PWI Sulut Periode 2026 – 2031, silahkan.

”Tapi ingat ada syaratnya. Yang mencalonkan diri masih tercatat sebagai anggota PWI biasa di website PWI.or.id yang KTA PWInya masih berlaku, serta sudah berkompetisi Utama dan tidak tercatat sebagai pengurus partai politik,” tegas Voucke.

Voucke Lontaan juga sebagai Wartawan Media Indonesia mengatakan, PWI sebagai organisasi profesi tentu harus menjadi mitra kerja pemerintah. Namun PWI sebagai organisasi independen tetap melakukan kontrol sosial terhadap jalan program kerja pemerintah dengan mengacu pada kaidah kaidah Jurnalistik dan Kode etik Jurnalistik harus dijunjung tinggi. (EffendyIskandar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.