Tak Optimal Dalam Pelayanan Medis, Pasien RSUD Kota Tangerang Meninggal Dunia

Spread the love

Jurnalline.com, Tangerang Kota – Puluhan Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Masyarakat Peduli Rakyat Miskin (AM2PRM) menggelar Aksi Damai di RSUD Kota Tangerang, Kamis (27/8/2015). Pasien RSUD Kota Tangerang yang bernama Bahruddin ( 45 Th ) yang berdomisili di wilayah Batuceper. Akibat KTP Alm . Bahruddin mati, penanganan medis tidak diberikan kepadanya sampai akhir meninggal dunia.

Koordinator Aksi, Eko Askolani mengatakan, aksi damai ini merupakan bentuk kepedulian teman-teman terhadap pelayanan publik yang kurang optimal, maksimal, dan Prima di Rumah Sakit Daerah Kota Tangerang. Aksi ini merupakan kepedulian mahasiswa dan masyarakat miskin yang tergabung didalam nya terdiri dari : HMI MPO Tangerang Raya , GMNL Tangerang , HMI DIPO Tangerang , Tangerang Public Service , Tangerang Raya Institute, Gema Kosgoro, Forum Pemuda Batuceper dan FOKKERMAPI. Tuntutan yang kami sampaikan kepada Pemerintah Kota Tangerang dan RSUD Kota Tangerang :
1.RSUD Kota Tangerang harus bertanggung jawab atas meninggalnya Alm. Bahruddin dan mengembalikan Uang Beliau kepada Pihak Keluarga sebanyak 22 Juta Rupiah.
2.Pihak RSUD Kota Tangerang harus meminta maaf kepada seluruh Masyarakat Kota Tangerang khusus kepada keluarga Alm. Burhaddin.
3.Pemerintah Kota Tangerang khusus Walikota untuk tidak menutup mata atas kejadian tersebut.
4.Menuntut kepada DPRD Kota Tangerang memanggil Pihak Kepala RSUD Kota Tangerang .

“Pelayanan yang baik adalah harapan kita semua! Alm. Bahrudin telah meninggal dunia, itu semua karena pelayanan di RSUD Kota Tangerang sangat buruk, kita meminta agar Dirut RSUD Kota Tangerang (Wibisono-red) harus bertanggungjawab atas meninggalnya Bahrudin, kita tidak ingin ada Bahrudin-Bahrudin selanjutnya. Karena KTP Mati Nyawa Melayang,” ujar Eko saat orasi di hadapan puluhan masa aksi.

Sementara Komisaris Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Fakultas Ekonomi Dowski mengatakan, Aksi ini tetap kondusif tidak anarkis, karena kita tidak akan mengganggu pelayanan RSUD Kota Tangerang, hanya sebatas bentuk panggilan moral dan pesan moral yang harus disuarakan oleh mahasiswa sebagai Agent of Change.

“Kita melakukan aksi damai ini dengan harapan agar Pemerintah Kota Tangerang buka mata, buka telinga, dan buka hati untuk melihat kondisi rumah alm.Bahrudin yang ala kadarnya, kita hanya ingin menuntut kepada pihak RSUD Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang, dan DPRD Kota Tangerang mengembalikan uang administratif yang telah dikeluarkan pihak alm.Bahrudin sebesar Rp.21 jt,” jelas Dowski

Dowski juga menambahkan, RSUD Kota Tangerang awalnya di bangun untuk memberikan kesehatan bagi masyarakat Kota Tangerang dengan tidak memiliki kelas dan di komersilkan, aksi ini tidak ada pihak yang dirugikan semuanya demi kebaikan masyarakat Kota Tangerang.

“Pemerintah harus transparan dalam mengelola Anggaran Kesehatan bagi masyarakat Kota Tangerang terkhusus bgi mereka yang tidak mampu, Rp. 100 Miliar lebih anggaran yang dikucurkan oleh APBD Kota Tangerang untuk Kesehatan hasilnya masih sangat nihil. Kami berharap agar DPRD Kota Tangerang segera memanggil pihak RSUD Kota Tangerang untuk menyelidiki kasus ini,” tutup Dowski

(DIE007 & DIAN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.