Zulfan Lindan: Penyimpangan atas Pancasila Terus Terjadi

RDP Lhokseumawe
Spread the love

Jurnalline.com, Aceh – Minggu (15/11/2015) lalu Zulfan Lindan, Anggota DPR/MPR RI, mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Masjid Al-Atqo Kota Lhokseumawe, Aceh. RDP ini digelar sebagai wadah dialog dengan masyarakat. Terutama, terkait pelaksanaan nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, sebagaimana tercantum dalam Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam forum itu Zulfan mengingatkan kembali bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karenanya, Pancasila sebagai ideologi harus dijadikan ruh dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam merumuskan konsep dan kebijakan kenegaraan kita. Tujuannya, agar Pancasila benar-benar hidup di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Sayangnya, lanjut Zulfan, saat ini segala macam penyimpangan atas Pancasila terus terjadi. Menjamurnya korupsi, tingginya ketimpangan ekonomi, banyaknya ketidakadilan sosial, meningkatnya konflik dan kriminalitas adalah sebagian kecil dari penyimpangan itu. Pancasila saat ini hanya sekadar dijadikan simbol, tidak lagi dilaksanakan di republik ini.

“Masih ada nggak Pancasila sekarang? Pancasila itu sekarang hanya nempel di buku anak-anak SD. Pancasila itu, ada mungkin di buku-buku. Tetapi di dalam pelaksanaan, itu sudah tidak ada lagi. Padahal burung garuda kan nggak bisa terbang, tetapi anehnya Pancasila sudah terbang ke mana, nggak tahu saya,” kata Politisi Partai NasDem itu.

Terkait sila kemanusiaan yang adil dan beradab, Zulfan mengatakan, saat ini perikemanusian di tengah kehidupan masyarakat kita semakin menipis. Orang semakin acuh dengan yang lain. Padahal, dulu kita punya budaya yang sangat luhur. Yaitu gotong royong, budaya saling membantu dan memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

“Sekarang apa? Yang mati, matilah kau, yang penting aku enak sendiri. Ini kan terjadi. Dulu kita masih dengar gotong royong, sekarang sudah nggak ada lagi. Mana ada lagi gotong royong, masing-masing saja kita ini sekarang. Peri kemanusiaan kita semakin menurun dan surut,” tegas politisi yang terpilih dari daerah pemilihan Aceh II itu.

Zulfan juga menyoroti sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang saat ini makin kabur dari kehidupan bangsa kita. Kenyataan yang ada sekarang ini jauh melenceng dari cita-cita para pendiri bangsa. Saat ini ketidakadilan, terutama di bidang ekonomi makin terlihat. Perekonomian kita hanya hanya dikuasai oleh segelintir orang.

“Ekonomi kita dulu dikuasai 1.000 orang, lalu dikuasai oleh 100 orang, sekarang tinggal 40 orang. Ekonomi kita semakin lama semakin susah. Nelayan dari dulu taraf hidupnya bukannya meningkat tapi menurun. Sama dengan petani, terus menurun. Kenapa? Karena ada proses ekonomi yang terjadi secara tidak adil di tengah masyarakat kita. Ekonomi kita dikuasai oleh segelintir orang,” ujar pria yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem itu.

Zulfan menyebut, mereka, segelintir orang yang menguasai perekonomian di negeri ini sebagai mafia. “Mereka adalah mafia-mafia importir beras, importir gula, importir sapi, macam-macam. Kita bukan menentang orang menjadi importir, tetapi impornya harus secara legal dan benar. Bukan penyelundupan dan merugikan negara, sehingga kerugian itu dirasakan oleh rakyat,” katanya.

Zulfan menambahkan, saat ini sumber daya alam (SDA) kita juga banyak dikuasai oleh perusahaan asing dan swasta. Hal ini menurutnya, jelas bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan bumi, air dan kekayaan alam harus dikuasai negara serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Ini bertentangan dengan UUD 1945. Namun, semua orang diam, semua orang tidak bicara. Bahkan, kita kalau bicara begini dibilang gila. Kita yang benar, kita yang dianggap gila. Ini terjadi karena alam budaya masyarakat kita itu sudah ngaco sekarang ini. Kita, ngeritik mafia minyak, kita yang dibilang salah,” pungkasnya.

(Rai/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.