Layang-Layang Daun Pecahkan Rekor Dunia di Ajang Tafisa Games 2016

Spread the love

Jurnalline.com, Jakarta – Festival layang-layang internasional menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan pada perhelatan Tafisa Games 2016 yang berlangsung di Jakarta, mulai 7 Oktober 2016. Selain menyuguhkan berbagai kreasi layang-layang, perhelatan ini juga akan diwarnai pemecahan rekor layang-layang terbesar di dunia yang terbuat dari daun yang berasal dari sulawesi.

Berdasarkan pantauan awak media  disebutkan layang-layang tersebut berukuran 5,2 meter x 4,5 meter. Yang sangat  menarik, layang-layang tersebut  terbuat dari  daun.

Layang-layang raksasa itu akan dikendalikan 4 awak, masing-masing dua orang sebagai pengendali benang dari serat nanas sepanjang 200 meter dan dua orang lainnya mengatur keseimbangan layang-layang agar melayang sempurna. Layang-layang itu menjadi maskot di International Kite Festival kali ini dan berhasil diterbangkan selama 20 menit.

Saat di terbangkan layang-layang daun itu mengundang banyak perhatian dari berbagai penonton dan masyarakat yang menghadiri festival.

Ajang ini diikuti peserta dari 21 negara. Selain Indonesia, peserta  lain berasal dari Prancis, Kolumbia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Kamboja.

Dari segi ukuran, layang-layang yang bakal dilambungkan di Jakarta Garden City itu memang bukan yang terbesar. Kuwait pernah membuat yang lebih raksasa, yakni berupa bendera dengan ukuran 74 m x 55 m. Atau Pada festival Layang-layang di Bali pada Juli 2016 juga pernah dibuat yang berukuran 4 m x 3 m. Pernah ada juga layang-layang ular naga sepanjang 11 m dengan buntut 300 m, dan Indonesia juga pernah melayangkan ‘komodo’ dengan panjang total 30 m.

Semua mencatat rekor ukuran tersendiri. Tapi, layang-layang Kuwait itu tak istimewa lantaran terbuat dari kertas. Adapun layang-layang daun di Bali itu baru tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI), belum sampai level dunia.

“Layang-layang daun 5 m x 4 m di TAFISA 2016 milik kontestan Indonesia asal Sulawesi Tenggara itu akan jadi yang pertama dalam skala dunia. Tak ayal, pihak dari Guinness World Records pun merasa perlu melibatkan diri buat memberi penilaian. Hal ini tentu membanggakan lantaran peristiwa itu terjadi saat Indonesia bertindak sebagai tuan rumah,” kata Deputy 2 TAFISA 2016, Sari Madjid.

Bukan hanya menyuguhkan layang-layang raksasa dari daun, berbagai kreasi lainnya yang menarik juga bisa dinikmati penonton. Ada yang konvensional berbentuk persegi empat, maupun yang unik seperti berbentuk becak dan binatang. Sari yang juga Ketua Umum Yayasan Masyarakat Layang-layang Indonesia (YMLI) mengatakan belakangan ini layang-layang kerap dimanfaatkan sebagai sarana promosi. Seperti layang-layang berbentuk kondom bertuliskan ‘save sex’.

Sari menambahkan layang-layang di angkasa bisa mengeluarkan suara atau bunyi. Reaksi dari interaksi layang-layang dengan angin itu bahkan bisa membuat layang- layang robek berantakan dan suara yang dikeluarkan menggelegar, tergantung material dan ukuran. Kencangnya embusan angin jadi faktor terciptanya suara. Kini, dengan teknologi, layang-layang juga bisa diterbangkan di ruangan tertutup (indoor)

Dalam sejarahnya, layang-layang dikaitkan dengan acara ritual, seperti tanda ucapan syukur. Dalam tradisi masyarakat Jawa, kegiatan menerbangkan layang-layang dilakukan seusai panen sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewi Sri, dewi kemakmuran dan kesuburan. Mereka bahkan menganggap kian tinggi layang-layang, makan tinggi juga kadar syukur mereka. Dalam ritual sejenis, masyarakat Bali juga melakoninya dalam acara Rareangon. Negara-negara lain macam Vietnam juga meyakini hal tersebut.

rekor ini menjadi pemacu para partisipan di TAFISA GAME untuk lebih berkreasi yang lebih spektakuler unutuk memecahkan rekor dunia lainnya.

(Putri Yani)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.