PWI OKI Gruduk Polres Laporkan Kades Pelecahan Profesi Wartawan

Spread the love

Jurnalline.com, KAYUAGUNG OKI (SUMSEL) – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melaporkan  Kepala Desa Jambu Ilir Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten OKI, Yakkup MS ke Polres OKI lantaran diduga telah melakukan pelecehan terhadap profesi wartawan.

Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PWI OKI Mat Bodok ST didampingi Sekretaris Lidya Theodora Sinaga didampingi puluhan anggota dan pengurus PWI, Senin (31/10) sore, yang diterima langsung oleh Ka SPK Polres OKI Aiptu Rizal Candera dengan laporan polisi nomor : LP/B/227/2017/Sumsel/Res-OKI.

Dalam laporannya, Mat Bodok mengatakan, pada Kamis (26/10/2017) pukul 15.00, oknum kepala desa tersebut dinilai telah mencemarkan nama baik atau melecehkan terhadap profesi wartawan, dimana terlapor dalam satu kegiatan penyuluhan dalam rangka optimalisasi penggunaan, pencegahan, pengawasan dan penanganan permasalahan dana desa tahun 2017 di Gedung Kesenian Kayuagung.

Menurutnya,  kalimat dan atau kata-kata yang sangat tidak patut dan menyinggung harkat dan martabat orang dan dapat pula kami katagorikan menyerang kehormatan dan nama baik seseorang/ profesi yang mana dimuka umum atau dihadapan orang banyak bahkan dihadapan pejabat OKI, bahkan saat itu hadir Kapolres OKI AKBP Ade Harianto SH MH, Wakil Bupati OKI HM Rifai SE dan Kepala DPMD OKI, Hj Nursulah SSos dan undangan lainnya.

“Kalimatnya begini, Kalau yang datang berpakaian polisi itu jelas, yang menyusahkan ini pak pakaian kaos datang jam 6 jam 7 malam masih ngetok pintu minta ongkos beli minyak, ini wartawan. Jadi kami belum mengerti kantor wartawan itu tutup jam berapa,” ucap Ketua Forum Kades se Kabupaten OKI Yakkub MS.

Pernyataan tersebut selanjutnya mengundang gelak tawa dan suara gemuruh peserta yang hadir dengan nada mengejek.

“Kami merasa bahwa profesi kami sangat dipermalukan oleh oknum kades tersebut, bahkan pada saat acara usai acara beberapa teman-teman bertanya langsung dengan oknum tersebut, namun dirinya (kades,red) tetap menyatakan bahwa itu adalah wartawan, kami tidak terima diperlakukan begitu,” timpal Sekjen PWI Lidya.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta pihak kepolisian dapat menindaklanjuti laporan tersebut dan dapat memproses secara hukum kasus dugaan pelecehan dan penghinaan terhadap profesi wartawan tersebut.

Sebelum melapor kepolres, Oknum Kades tersebut sempat menemui para pengurus PWI OKI dengan maksud untuk meminta maaf. ” Saya datang ke kantor ini minta maaf,” singkat Yakkub.  Namun para pengurus dan sejumlah wartawan sepakat laporan tersebut tetap disampaikan kepada pihak kepolisian.

Sementara itu, Kapolres OKI AKBP Ade Harianto SH MH SIk saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya laporan dari para awak media tersebut, menurutnya, saat ini laporan tersebut sudah ditindaklanjuti dan akan segera melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi-saksi.

Sebelumnya, Kepala Desa Jambu Ilir Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Yakkup  mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dan kontroversi, bahwa dirinya pernah didatangi oleh oknum yang mengaku sebagai wartawan sekitar pukul 6 atau 7 dan meminta ongkos beli minyak.

Pernyataan tersebut disampaikan Yakkup MS diujung sambutannya, di tengah acara sosialisasi dan  Penyuluhan dalam rangka optimalisasi penggunaan, penanganan, pengawasan dan penanganan permasalahan dana desa digedung kesenian kayuagung, Kamis (26/10).

“Kalau datang berpakaian polisi itu jelas. Yang menyusahkan ini pak, pakaian kaos, datang jam 6, jam 7 malam, masih ngetok pintu, minta ongkos beli minyak. Ini wartawan. Jadi kami belum ngerti, kantornya wartawan itu tutupnya jam berapa pak,” teriak Yakkup yang disambut tepuk tangan para kades dan instansi lainnya di forum tersebut.

Pernyataan kontroversi yang merupakan pengalaman pribadi sang kades ini tentu saja membuat sejumlah awak media yang melakukan tugas jurnalistik merasa terusik atas pernyataan tersebut, sehingga usai acara sejumlah awak media meminta agar oknum kades tersebut meralat pernyataannya, namun  oknum kades tersebut mengakui kalau yang melakukan hal itu adalah wartawan.

“Iyo wartawan. Tapi dak seluruh wartawan, ado bae wartawan, sikok, duo,” ungkap sang kades, ketika ditemui wartawan yang berada di acara tersebut.

Karena terus didesak sudah melecehkan profesi wartawan, akhirnya sang kades Yakkup meminta maaf kepada puluhan wartawan di sana. “Kalo mak itu, aku minta maaf,” tuturnya.

Namun, ketika disinggung kalau dirinya memang telah melecehkan profesi wartawan, sang kades kembali berteriak.

“Jadi kami nak makmano, nak duet apo. Sudah lapor kelah kalo nak ngelapor,” ungkap Yakkup lagi.

Menanggapi perlakuan oknum kades itu, Camat Tanjung Lubuk Abdul Hakim, ketika dikonfirmasi wartawan mengaku apa yang disampaikan oknum kades tersebut semuanya diluar sepengetahuan dirinya.

“Mungkin yang disampaikan kades itu, itu yang dia alami,” ungkap Hakim.

Ditambahkan Hakim, dirinya menyimpulkan perkataan oknum kades tersebut bisa saja terjadi.

“Bisa saja, mungkin oknum itu yang jauh, yang kemalaman. Namun, kades tidak menyebut si-A, si-B. Kades itu juga mungkin menyampaikan selaku Ketua Forum Kades Kecamatan Tanjung Lubuk,” tambahnya.

Sedangkan Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten OKI Hj Nursula SSos, dikonfirmasi melalui ponselnya tadi malam, mengaku belum tahu jelas.

“Informasi yang saya dapat, sang kades bukan menyebut wartawan, tapi oknum yang mengaku wartawan,” ungkapnya.

Diakui Nursula, bisa juga maksud sang kades adalah orang yang mengaku sebagai wartawan.

“Artinyo itu wartawan nian apo bukan, belum tau. Sang kades yang meminta bentuk perlindungan terhadap kades, bukan menyudutkan wartawan,” pungkas dia.

(Novi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.