Pantai panjang manjakan Peserta HPN.

Spread the love

Jurnalline.com, Padang – Pantai Padang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di pinggiran kota sebagai salah satu tujuan wisata pantai terpanjang. Para jurnalist se-Indonesia sebagai peserta peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-70 di Padang, usai acara konversi media mendatangi kesejukan pantai guna menghilangkan penat.
Kesejukan pantai, sejauh mata memandang tepian pantai terus dipenuhi banyak orang dari berbagai provinsi dan kota kabupaten
Mereka duduk ditempat yang telah disediakan oleh pedagang kaki lima yang menyediakan dogan hijau muda.

Pengunjung tak perlu bertanya harga dogan telah tertera hanya Rp 5 ribu per buah, sudah siap diminum.

“Wau segar panas dan seraya menghirup air dogan hijau ditambah keindahan pantai yang membuat lama-lama untuk menikmati suasana pantai,” kata Aan salah satu peserta HPN dari PWI Sumatera Selatan bersama Ketua PWI OKI Mat Bodok ST.

Tepian jalan menghadap pantai, ada khusus tempat parkir kendaraan mobil dan motor. Ini terbukti di parkiran kendaraan di sepanjang jalan pinggir pantai.

Ada berbagai macam plat nomor kendaraan yang parkir sepanjang jalan itu seperti plat BA dari Provinsi Sumbar sendiri, BM dari Provinsi Riau, BH Provinsi Jambi, BK Provinsi Sumatera Utara.
Plat BD Provinsi Bengkulu, bahkan ada plat T dari Karawang Jawa Barat dan juga terlihat plat BG dari Provinsi Sumatera Selatan.

Bagi peserta HPN asal provinsi lain yang tidak membawa kendaraan, panitia menyiapkan puluhan Mobil dinas gratis.
Masih kata Aan, pengunjung pantai setiap harinya terlihat menyebar dengan berbagai aktivitas. Ada yang asyik menikmati deburan ombak dan pemandangan laut bersama rekan, ada yang menyantap aneka makanan dan minuman yang disajikan pedagang. Ada suguhan jagung bakar, es kelapa muda, aneka juice dan makanan lainnya.

“Pokoknya hilang penat selama ini menumpuk,” ucapnya seraya bercanda bersama uda Anton selaku pendamping PWI Sumsel.

Namun demikian, pengunjung terkonsentrasi di penghujung pantai sebelah Selatan. Alasannya, bagian ini berhadapan dengan Gunung Padang yang melegenda dengan kisah Siti Nurbaya-nya. Meski dinamai gunung, tapi objek wisata itu adalah sebuah bukit yang masih hijau dan di kakinya telah didiami warga.

Uda Anton, sebagai peninjau delegasi PWI Sumsel saat mendampingi anggota PWI Sumsel dan PWI Kabupaten OKI mengatakan, untuk sampai ke gunung ini harus ke arah lebih selatan lagi melewati kota tua peninggalan penjajahan Belanda dan menyeberang di atas Jembatan Siti Nurbaya, di bawah jembatan ada pelabuhan kapal Sungai Batang Arau.

“Pelabuhan ini pada zaman dulu menjadi pusat perdagangan rempah yang ramai. Pada literatur sejarah Kota Padang, wilayah pelabuhan yang terletak di Jalan Batang Arau ini tercatat sebagai titik nolnya Kota Padang, atau titik awal tumbuhnya wilayah pemukiman yang sekarang menjadi Kota Padang,” jelas Uda Anton. Kamis (8/9/2018).

Sedangkan Uda Kardinal selaku Pendamping LO PWI Sumsel menambahkan, selain di penghujung selatan pantai, pengunjung juga ramai pada Jalan Purus tepi pantai. Pada arah barat Pantai Padang yang telah masuk wilayah Pantai Purus ini, pengunjung menikmati lezatnya masakan-masakan khas Minangkabau.
“Lemak kak di sini, elok elok pemandangan pantai. Tapi lemak untuk urang luar Padang, kalau urang sini pastilah bosan. Mereka senanglah merantau,” tutur Kardinal.

Ket photo :
BERPOSE — Salah satu peserta Hari Pers Nasional dari Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI), Eka Dahlia Hamid Wartawati Jurnalline.com dari PWI Kabuaten Ogan Komering Ilir (OKI) berpose di pantai panjang.

(Eka DH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.