Pemecahan Rekor MURI Tari Gemu Famire di Brigif Raider 9 Kostrad

Spread the love

Jurnalline.com, Penkostrad – Dalam Rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-73 Tentara Nasional Indonesia (TNI) Brigif Raider 9 Kostrad menggelar tari Gemu Famire pemecahan rekor MURI yang dilaksanakan secara serentak oleh seluruh jajaran TNI yang di ikuti 4.855 orang Prajurit dan Persit dari Kodim 0820 Probolinggo, Kodim 0821 Lumajang, Kodim 0824 Jember dan Satjar Brigif Raider 9 Kostrad dan Yon Armed 8 Jember di pusatkan di Lapangan Brigif Raider 9 Kostrad, Patrang-Jember (4/9/2018).

Sejarah singkat Tarian Gemu Famire adalah sebuah tarian yang berasal dari Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Gemu Fa Mi Re yang diciptakan oleh Nyong Franco sempat tenar dan menjadi primadona ditahun 2012 yang merupakan tarian kebahagiaan, kebersamaan, dan persatuan seluruh Indonesia yang di identik gerakan putar kekanan dan ke Kiri.

Kegiatan tari Maumere Gemu Famire di buka oleh Danbrigif Raider 9 Kostrad Kolonel Inf Robby Suryadi, S.Sos didampingin Ibu Ketua Persit KCK Cabang XXII Brigif R 9 Kostrad Ny. Arqes Robby Suryadi yang dihadiri Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf Depri Rio Saransi, Dandim 0821 Lumajang Letkol Czi Agus Iskarman, Dandim 0824 Jember Letkol Inf Arif Munawar, Danyon Armed 8 Jember Mayor Arm Ferdian Primadhona dan Dansatjar Brigif Raider 9 Kostrad, diawali dengan pengecekan personel, kemudian pembentukan skema atau formasi barisan HUT 73 TNI kemudian melaksanakan senam bersama, meskipun dibawa terik matahari tetap semangat melaksanakan senam Gemu Famire.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kerja samanya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada rekan-rekan prajurit dan Persit yang sangat berantusias melaksanakan tari Gemu Famire untuk memecahkan rekor MURI secara serentak oleh seluruh anggota TNI dan Persit di Indonesia, selain melestarikan budaya juga dapat menyehatkan tubuh kita dengan mengikuti irama musik dan gerakan anggota tubuh tentunya. Saya berpesan agar pelaksanaan tari Gemu Famire tidak sampai disini, dilatihkan disatuan masing-masing agar tari kebudayaan tidak termakan oleh zaman,” ungkap Kolonel Inf Robby Suryadi, S.Sos.

(Fram/Dre)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.