Jika Tak Ada JKN-KIS, Mungkin Saya Jual Apa Saja untuk Berobat

Spread the love

Jurnalline.com, Prabumulih (Sumatra selatan) –Jamkesnews – Artini (33), istri dari seorang laki-laki bernama Herli (34), berkisah tentang pengalaman memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Memang tak dapat diterka, suatu ketika Herli menderita sakit yang ternyata itu hernia. Keluarga ini tak memiliki persiapan apa-apa karena memang tidak menyangka penyakit sejenis ini akan menjadi bagian dari ujian hidup mereka.

“Tak pernah terbayangkan suami saya akan menderita hernia. Waktu itu saya sedang hamil, jadi tidak terlalu mengurusi administrasinya. Tapi menurut info, biayanya mencapai lima belas jutaan. Kalau tidak ada JKN-KIS, mau cari uang ke mana. Alhamdulillah, secara keseluruhan biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Pelayanannya pun baik, kami sama sekali tidak dibedakan dengan pasien umum,” ungkap Artini haru kepada Tim Jamkesnews, Senin (18/03).

Herli, yang merupakan kepala keluarga, bekerja sebagai petani, sehingga keluarga ini harus bertahan hidup dengan penghasilan yang pas-pasan. Artini mengaku bahwa kehadiran Program JKN-KIS di tengah-tengah keluarga mereka terasa sangat membantu.

“Kami berharap semoga Program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan bisa tetap ada. Kami harus bagaimana kalau tidak ada program ini. Akan sangat sulit bagi kami untuk menanggung biaya berobat. Karena biar bagaimanapun, ketika sakit pasti kami akan berupaya sebisanya untuk mengumpulkan biaya. Semua yang bisa dijual, akan dijual. Ini tentunya tidaklah mudah,” cerita Artini.

Informasi mengenai JKN-KIS sudah bisa diakses dari mana saja. Contohnya kisah keluarga Herli yang telah merasakan manfaat JKN-KIS ini, berawal dari informasi yang didengarkan melalui radio. Hal inilah yang lantas menghantarkan keluarga ini kepada kepesertaan Program JKN-KIS.

“Mulanya mendengar iklan JKN-KIS di radio, membuat kami tersadar bahwa penting untuk segera mendaftar menjadi peserta JKN-KIS. Sakit kan bisa datang kapan saja, dan kita tidak selalu siap. Pokoknya kami bersyukur dengan adanya Program JKN-KIS ini. Program ini sangat meringankan beban keluarga yang sulit seperti kami. Kami sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan dan seluruh peserta JKN-KIS. Kalau tidak ada bantuan dari semuanya, kami tidak tahu bagaimana nasib suami saya ketika sakit waktu itu,” ungkap Artini.

Artini pun mengungkapkan harapannya agar Program JKN-KIS senantiasa berkelanjutan dan semakin lebih baik dalam penyelenggaraannya.

“Dengan kondisi keluarga kami yang serba pas-pasan ini, tentunya kami sangat berharap agar JKN-KIS ini tetap bisa ada membantu kami dan keluarga lainnya yang membutuhkan. Kami mengucapkan terima kasih karena telah dibantu, kepada pemerintah, kepada peserta JKN-KIS, dan kepada BPJS Kesehatan,” ungkap Artini mengakhiri penuturannya.

(ytno)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.