Panglima Harap Santri dan Santriwati Pondok Buntet Pesantren Cirebon Siap Berkontribusi Untuk Kemajuan Indonesia

Spread the love

Jurnalline.com, Cirebon (Jawa barat) – “Sesepuh-sesepuh Pondok Buntet Pesantren tanpa kenal lelah mendidik para santri dan masyarakat di sekitarnya untuk menjadi muslim yang paripurna. Para Kyai sadar bahwa untuk menjadi umat yang kuat, diperlukan pendidikan yang kuat pula. Oleh karena itu saya sangat berbahagia dapat bersilaturahmi di Pondok Buntet Pesantren ini,” Terang Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., saat bersilaturrahmi dengan Keluarga besar Pondok Buntet Pesantren, Cirebon Jawa Barat. Minggu (06/04/2019).

Dalam silaturrahmi malam ini, Panglima TNI disambut langsung oleh sesepuh Pondok Buntet Pesantren KH Abdul Hamid Anas. Sementara Panglima TNI didampingi oleh Wakapolri, Komjen Drs Ari Dono Sukmanto S.H, Pangdam III/Silowangi, Aslog Panglima TNI, Kapusbintal TNI, KH. Musthofa Aqil Siraj, Habib Alwi Al-Habsy dan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang sangat kompleks. Kompleksitas tantangan itu akan semakin meningkat di masa mendatang. Hal ini dikarenakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan dunia seolah tanpa batas.

Manusia bahkan sudah mulai mengembangkan kecerdasan buatan. Dengan menggunakan kecanggihan komputer, internet, dan tersedianya big data, manusia sudah dapat membuat robot yang seolah-olah dapat berpikir sendiri untuk melakukan suatu tugas yang diperintahkan. Artinya di masa mendatang, generasi-generasi muda Indonesia harus dapat bersaing dengan negara lain dalam penguasaan teknologi.

“Untuk dapat mencapai kemajuan dibutuhkan setidaknya dua syarat utama. Yang pertama adalah sumber daya manusia unggulan yang mampu mengolah kekayaan alam dan selanjutnya persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa dan negara,” Tegas Panglima TNI.

Para ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat adalah salah satu kunci strategis kesiapan masyarakat menghadapi kemajuan serta persatuan dan kesatuan bangsa. Ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat membantu membina dan mendidik umat, khususnya generasi muda. Santri di pondok pesantren ataupun pelajar dan mahasiswa kita adalah generasi-generasi potensial yang akan dapat menjadi sumber daya manusia unggulan.

“Tahun 2045 nanti dunia memperkirakan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-empat di dunia. Dengan ekonomi yang sangat besar itu berarti rakyat akan sejahtera. Kita punya segalanya. Namun kita harus menyiapkan generasi-generasi muda, yang akan menerima estafet kepemimpinan bangsa,” Ungkap Panhlima TNI dihadapan lebih dari 3000 Santri dan Santriwati Pondok Buntet Pesantren Cirebon serta Masyarakat yang hadir.

Disamping itu pula sebagai Warga Negara yang baik sudah tentu kita harus memelihara persatuan dan kesatuan. Tanpa persatuan dan kesatuan kita akan tercerai berai. Bila tidak bersatu, kita akan mudah di adu domba, terpecah, dan tidak dapat mencapai kemajuan seperti yang kita cita-citakan.

Perbedaan harus menjadi sebuah kekuatan. Keanekaragaman haruslah saling mengisi dan melengkapi, jangan justru menjadi saling benci dan anti pati. Semua itu seharusnya tidak menjadikan kita terpecah. Itulah sebabnya pendiri bangsa ini menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kita, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.

Penulis : Fram
Editor : Andre

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.