Persatuan Insinyur Indonesia Banten : Pelajaran Terbaik Banjir Serang Dan Sekitarnya Untuk Melakukan Tata Kelola Yang Lebih Baik.

Spread the love

Jurnalline.com, Serang (Banten) – Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Banten khususnya Serang kemarin (1/3/2022) mengakibatkan hampir sebagian besar wilayah ibu kota propinsi Banten itu lumpuh total terendam banjir. Bahkan ikon Banten yakni Masjid Banten Lama pun ikut terendam.

Sekretaris Umum Pengurus Perkumpulan Urang Banten Laksamana Pertama TNI (Purn) Dr. Ir. Eden Gunawan, M.M., I.P.M., A.E.R. mengatakan banjir besar yang meluluh lantahkan sebagian besar wilayah Banten dan terbesar sepanjang sejarah selama 48 tahun terakhir ini, merupakan dampak dari perilaku kita yang mengabaikan kelestarian alam.

“Dari sekian banyak faktor yang paling menonjol adalah akibat penebangan pohon yang berlebihan di gunung, hutan dan bukit sebagai fungsi penyerapan dan menahan air supaya tidak langsung mengalir ke hilir.

Dan ini sudah terjadi di Banten ini banyak penebangan pohon yang secara intensiv setiap hari dibiarkan berlangsung tanpa ada tindakan yang tegas. Ujarnya.

Eden Gunawan menambahkan bahwa selain anomali curah hujan yang tinggi juga menyebabkan daya tampung sungai, danau dan bendungan tidak lagi dapat menampung air hujan dengan kapasitas diatas rata-rata.

“Nah banjir Serang ini adalah terjadi karena akumulasi dari beberapa faktor tersebut yaitu penebangan pohon yang berlebihan, daya tampung dan daya dukung sungai, danau dan bendungan yang terbatas seta curah hujan yang cukup tinggi.” Tambahnya.

Seperti diketahui, banjir yang melanda wilayah Serang dan sekitarnya telah menyebabkan ribuan rumah terendam dan 5 orang meninggal dunia.

Oleh karenanya Eden menghimbau agar pemerintah pusat dan daerah bersinergi dalam membuat regulasi yang tepat terutama dalam pemetaan tata ruang, seperti memperbaiki DAS Cibanten dan anak-anak sungainya agar tidak dirusak dan semakin sempit karena pemukiman liar dan sedimentasi serta pembangunan yang tidak terencana dengan baik.

berkomitmen dalam penegakan hukum dan perundang-undangan yang telah ditetapkan, serta perlu dilakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat, bahwa sungai bukan tempat pembuangan tetapi sungai adalah anugrah Allah SWT yang perlu kita jaga bersama.

“Semoga bencana banjir ini membuka mata hati kita untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga lingkungan di sekitar kita dan bisa mengambil hikmah untuk melakukan tata kelola yang lebih baik. “ ujar Eden.

Fram/Rls

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.