Lima Kecamatan di OKI Masih Alami Stunting

Spread the love

Jurnalline.com, Kayuagung OKI (Sumsel) – Masalah stunting masih terjadi di OKI, bahkan saat ini ada 10 desa di lima kecamatan masih mengalami stunting yakni Pedamaran, Tanjung lubuk, Teluk Gelam, Pampangan dan Lempuing Jaya.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI, Alhady Nasir mengatakan, pihaknya bersama berbagai dinas terkait tengah gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat pentingnya asupan gizi.

“Karena kurangnya asupan gizi menjadi penyebab stunting, selain itu jangan menikah diusia dini, karena organ reproduksi belum siap dibuahi, dampak pendarahan lebih besar saat melahirkan sehingga berat badan bayi rendah dan rentan keguguran serta emosial labil. Pemahaman ini harus diberikan kepada masyarakat,” terangnya disela-sela sosialisasi 1000 hari pertama kehidupan, Selasa (30/10).

Ditambahkannya, kalau dilihat dari kehidupan masyarakat di sana ada sebagian masyarakat yang mengalami perekonomian lemah. Tapi stunting ini bisa diatasi jika mereka menerapkan pola kehidupan yang lebih baik. Contohnya memberikan pengetahuan saat mulai merencanakan kehamilan.

“Pengetahuan ini penting, karena mungkin selama ini masih banyak yang belum mengetahui pentingnya 1000 pertama kehidupan. Program ini akan terus dilakukan hingga tuntas,” ujarnya.

Kalau dilihat dari ciri anak laki-laki mengalami stunting itu berat badannya kurang 2,5 kg dengan panjang 49 cm sementara anak perempuan 2,4 kg dengan panjang 48 cm. Sementara saat usia satu tahun anak laki-laki hanya memiliki tinggi badan 70 cm dan perempuan 60 cm.

“Nah dengan cara sosialisasi langsung ke masyarakat melalui pendekatan tokoh masyarakat dari berbagai tim upaya menekan angka stunting kedepan bisa dilakukan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur pembinaan pendidikan keluarga edi SS menambahkan, 1000 hari pertama kehidupan inilah yang harus dipahami apakah sudah berjalan maksimal. Karena ini mencegah bagaimana anak tidak terkena stunting sehingga memiliki kecerdasan maksimal.

Untuk itu, dari kegiatan tersebut pihaknya bingung merubah pola fikir orang tua agar lebih memperhatikan dan memahami pentingnya hal tersebut bagi kehidupan generasi kedepan.

“Ini buka hanya untuk ibu saja tapi juga bapak, semuanya harus berperan,” tandasnya.

(Eka DH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.