Ketua AMARTA, Rico Sinaga: Kinerja BAPPEDA Jahat Silpa Capai Hingga 13 Triliun

Spread the love

Jurnalline.com, Jakarta – Kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Provinsi DKI Jakarta jahat, kelebihan sisa penggunaan anggaran APBD 2018, mencapai Rp. 13 Trilliun.
Tingginya Silpa dinilai merupakan salah satu tanggung jawab BAPPEDA DKI Jakarta.

“Sebagai lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah, BAPPEDA memiliki kontribusi besar kembali membengkaknya Silpa. Artinya BAPPEDA gagal membuat perencanaan secara matang, “kata ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (AMARTA), M. Rico Sinaga di Jakarta.

Menurut Rico, apabila perencanaan serta evaluasi pembangunan di Ibukota di lakukan dengan sungguh sungguh, maka penyerapan APBD bisa maksimal.

“Kalau perencanaan asal asalan, ya tentu banyak anggaran yang tidak terserap, “ujar Rico.
Disisi lain, Rico menduga sejumlah SKPD yang gagal menyerap anggaran secara maksimal lantaran khawatir dibidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) DKI.

“Kalau benar seperti itu, berati pimpinan SKPD yang salah. Ngapain takut kalau penggunaan anggaran sesuai aturan, ” tegas Rico.

Dan jika KPK DKI menjadi salah satu penghambat penyerapan , Rico menyarankan Gubernur DKI, Anies Baswedan untuk membubarkan lembaga yang dikomandani Bambang Widjojanto tersebut. Sebelumnya, sekretaris Daerah DKI Saefullah mengatakan, rendahnya serapan Karena berbagai faktor, di antaranya seperti gagal lelang, gagal kontrak, dan pemenang lelang tidak bisa menyediakan spek yang ditentukan oleh Pemprov DKI.

“Ya Nanti mirip mirip lah tahun lalu endingnya, “ujar Saefullah.

Menurut data dari publik.bapedadki.net, terdapat enam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang serapan anggarannya berwarna merah (dibawah 50%).

Enam SKPD berindeks oranye itu antara lain Badan Pengelolaan Aset Daerah dengan 50.4 %, Dinas Bina Marga 44.3 %, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan 46,6%, Dinas Pemuda Dan Olahraga 41,8%, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 54,2%, dan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo 55,3%, SKPD yang memiliki penyerapan keuangan terendah Dinas Sumber Daya adalah sebesar 29,9%. Pemprov DKI menargetkan penyerapan Anggaran dalam APBD DKI 2018 sedikit lebih tinggi dari penyerapan APBD DKI 2017.

Dengan demikian, Silpa APBD DKI 2018 dapat lebih rendah dari Silpa APBD DKI 2017. Saefullah menuturkan, penyerapan anggaran dalam APBD DKI 2018 diperkirakan bisa mencapai 83% atas serapan Anggaran tahun 2017 yang mencapai 82,56%.

Dengan penyerapan anggaran yang lebih tinggi dari tahun lalu, maka diprediksi Silpa APBD DKI 2018 akan lebih rendah dari tahun lalu.

“Kita sudah hitung, penyerapan anggaran targetnya diatas 83,83%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Makanya Silpa 2018 bisa lebih rendah, Semoga saja begitu, “kata Saefullah.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), DKI telah memprediksi Silpa APBD DKI 2018, akan mencapai Rp 12,1 Triliun dengan nilai APBD sebesar Rp 83,26%. Lebih rendah Rp 1 Triliun dibandingkan Silpa APBD DKI 2017 sebesar Rp 13,1 Triliun dengan postur APBD.

(Yati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.