Korem 133/Nani Wartabone Gelar Upacara Peringatan Hari IBU

Spread the love

Jurnalline.com, (Kodam XIII/Merdeka/Korem133NW) – Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya hal ini tertuang pada sebuah kegiatan kaum wanita yang sampai saat ini tetap terjaga dan penuh semangat dalam kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari sehingga dicetuskanlah suatu hari yang juga bersejarah bagi bangsa dengan memperingati Hari Ibu Indonesia.

Peringatan Hari Ibu Tahun 2018, ini tidak hanya oleh kaum perempuan namun kaum laki-laki juga turut memperingati lewat upacara bendera yang dilaksanakan oleh Korem 133/Nani Wartabone.

“Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Ibu Indonesia yang diselenggarakan di Makorem 133/Nani Wartabone, sebagai Inspektur Upacara Komandan Korem 133/Nani Wartabone Kolonel Czi Arnold AP Ritiauw membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, mengatakan bahwa Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia dimana dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan,”

Peran perempuan Indonesia menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya.

Keterlibatan perempuan dibuktikan melalui kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.

Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur.

“PHI juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentinganya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan sehingga diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya, terbukti perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change).” Tutur Danrem 133NW

Lanjutnya Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki – laki. Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana Perempuan dan laki-laki keduanya adalah “Partnership” sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional.

Bertepatan dengan PHI ke-90 tahun 2018 ini mengusung tema :

“Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa”,

Melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu agenda nasional. Berbagai persoalan sosial saat ini marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakuan diskriminatif dan lain-lainnya yang tentunya diperlukan berbagai cara untuk dapat mencegahnya sehingga peran keluarga menjadi salah satu yang diharapkan dapat menjadi bagian utama/pilar untuk mencegah terjadinya kekerasan melalui penanaman nilai-nilai, karakter dan budi pekerti.

Ketahanan keluarga sekaligus menjadi pondasi dalam menerapkan kehidupan yang harmonis, damai dan religius. Pelibatan semua unsur masyarakat dan multi stakeholder sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye / gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan, dan pencapaian kesetaraan gender. He for She menjadi salah satu komitmen global yang harus digelorakan sampai akar rumput.

Untuk itu dengan terselenggaranya Peringatan hari Ibu ke-90 tahun 2018, saya mengucapkan terimakasih dan peng-hargaan yang tinggi kepada 6 (enam) pimpinan organisasi perempuan yaitu OASE, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan mitra kerja lainnya yang selalu bersama-sama terlibat dalam penyelenggaraan Hari Ibu. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung penyelenggaraan PHI ke-90 tahun 2018 ini, khususnya kepada pemerintah daerah DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kota Bukittinggi, Kemeterian, Lembaga Provinsi, Kabupaten/Kota, Lembaga masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam berbagai rangkaian kegiatan dengan meriah dan dirasakan gaungnya oleh masyarakat luas dengan harapan, Peringatan Hari Ibu ke-90 Tahun 2018 ini dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam upacara Hari Ibu Indonesia ikut dibacakan pembukaan UUD1945, dan sejarah singkat Hari Ibu Indonesia sejak diputuskan menjadi Hari Ibu Indonesia sebagai hari besar nasional akan tetapi bukan hari libur nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahun berjalan.

(EffendyIskandar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.