Gubernur Abdul Gani Kasuba Terima Tuntutan Fokus

Spread the love

Jurnalline.com, Sofifi (Maluku Utara) – Puluhan pemuda Sofifi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pemuda Kota Sofifi (FOKUS) menggelar aksi damai di kantor gubernur Malut di Gusale, Sofifi, Senin (27/4/2019). Aksi tersebut sebagai bentuk pengawalan terhadap program 100 hari kerja Gubernur Abdul Gani Kasuba dan Wakil Gubernur M Al Yasin Ali (AGK-YA).

Kordinator aksi, Lutfi Abdullah mengatakan, Pesta demokrasi (Pemilihan Gubernur) telah usai beberapa bulan lalu dan kandidat petahana telah terpilih kembali memimpin Pemerintahan Provinsi Malut, akan tetapi wajah Kota Sofifi sebagai ibu Kota Provinsi Malut sampai saat ini masih tidak mencerminkan sebagai sebuah kota yang di banggakan.

“ini terjadi karena niat membangun Kota sofifi hanya muncul dan mencuat di atas janji politik yang digunakan sebagai jembatan untuk memenuhi hasrat berkuasa pemimpin baru berwajah lama saat ini,”ucapnya

Menurutnya, Banyak PR (pekerjaan rumah) yang sampai saat ini pula masih belum terselesaikan oleh gubernur petahana terpilih Kh. Abdul Gani Kasuba. Banyak pula berbagai macam persoalan yang belum terjawab terkait dengan janji potiliknya pada periode awal, sehingga beban eksekutif yang seharunya selesai pada periode awal, sampai detik inipun masih terkatung-katung.

“Bagi kami ini Tidak adanya ketegasan dan keseriusan oleh Gubernur mengkibatkan bobrok sistem pelayanan dan pemerintahan di Provinsi Maluku Utara,”ujarnya

Lebih jauh ia mengatakan, tuntutan amanat UU 23 Tahun 2014 telah mengisyaratkan secara jelas terkait dengan mengurusi rumah tangga daerah sepenuhnya belum juga terealisasi, baik dari sisi Anggaran, Infrastruktur maupun suprasrruktur yang ada. Sehingga Provinsi dibawah masa pemerintahan Kh. Abdul Gani Kasuba pada periode awal dianggap sangat gagal dan tidak berindikator.

Ia menambahkan, Demikian juga kondisi birokrasi yang sangat buruk sangat nampak terlihat, seperti malasnya PNS Provinsi berkantor (masuk pukul 10.00, pulangnya pukul 12.00). banyaknya SKPD yang masih saja mengelar setiap rapat-rapat birokrasi di Kota Ternate, padahal sudah ada bangungan-bagunan berlantai yang dibangun di lbu Kota Sofifi, sekakan-akan kantor-kantor di Sofifi ini hanya menjadi kantor perwakilan sedangkan Ternate adalah lbu Kota Provinsinya.

Bagaimana bisa Daerah ini berkembang dan ikut bersaing dengan 33 Provinsi yang lain sedangkan pemimpinnya saja tidak tegas terhadap PNS dan tidak serius membangun Sofifi. lnilah wujud asli Provinsi Malut tanpa ada keseriusan oleh pemimpin.

“Untuk itu kami sebagai generasi muda yang tumbuh besar dari keringat negeri ini telah berulang kali ditipu oleh janji-janji manis Kh. Abdul Gani Kasuba, yang sengaja menjadi pikun dan buta melihat ketimpangan pembangunan di Kota Sofifi,”sesalnya

Dalam aksi tersebut FOKUS juga menuntut dengan tegas kepada Kh. Abdul. Gani Kasuba dan M. Ali Yasin sebagai Gubernur yang baru saja dilantik agar Stop Melakukan Seluruh Kegiatan-Kegiatam SKPD di Kota Ternate, Gubernur dan Wagub HarusTegas Terhadal PNS Yang Malas Berkantor, Prioritaskan Pembangunan Infrasturktur Kota Sofifi, Putuskan Kontrak Kerja Dengan Kapal Cepat BAHARI EXPRES, Prioritaskan Tenaga Honorer Untuk Putra-Putri Daerah,
Mendesak Gubernur Malut Untuk Serius Urus Sofifi.

Tuntutan masa aksi membuahkan hasil, bagaimana tidak, Gubernur Abdul Gani Kasuba dengan gagah berani keluar dari ruang kerjanya menemui masa aksi mendengar langsung tuntutannya.

Tidak hanya itu, Gubernur juga menerima tuntutan Fokus dengan menandatangani selebaran tuntutan yang berjudul “Sofifi Wajah Maluku Utara”.”Kalau ini (tuntutan) jangan Sekda atau Wakil Gubernur yang tandatangan, biar saya saja,”ucap Gubernur sembari menandatangani tuntutan tersebut.

Setelah itu, Gubernur menghampiri satu per satu peserta aksi untuk berjabat tangan. Kemudian orang nomor satu di Pemprov Malut itu kembali menuju ruang kerjanya di lantai IV kantor Gubernur.

Penulis : WMY
Editor : Fay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.