Gubernur AAL Berikan Arahan Kepada Keluarga Besar AAL

Spread the love

Jurnalline.com, Surabaya – Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. memberikan arahan berupa Santiaji kepada Keluarga Besar AAL di depan gedung R. Soebijakto, Mako AAL, Bumimoro, Surabaya, Jum’at (9/8).

Santiaji orang nomor Satu di AAL kepada Keluarga Besar AAL, baik Perwira, Bintara, Tamtama maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Akademi Angkatan Laut ini dilaksanakan seusai olahraga bersama.

Pada kesempatan tersebut, Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. memberi arahan, agar para kepala bagian untuk selalu mengecek kehadiran para anggotanya. “Di masa kini, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), telah memungkinkan interaksi tatap muka antara manusia yang satu dengan manusia lain tanpa bertemu, karena cukup dengan menggunakan handphone android sudah bisa teratasi, guna mengantisipasi perkembangan iptek yang begitu pesat, masing-masing Kepala bagian harus selalu mengecek dan memastikan keberadaan anggotanya”.

Orang nomor Satu di AAL juga menganggap, perlu memberikan Santiaji didepan para Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS AAL, dari mulai Wakil Gubernur AAL sampai dengan jenjang pangkat yang kebawah, karena merupakan bagian yang dapat mempengaruhi kebijakan saya.

Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. berpesan kepada para anggota militer dan PNS yang hadir, bahwa seorang prajurit TNI Angkatan Laut harus bisa mengatur keuangan dan memanajemen keluarga sesuai dengan kondisi status sosial ekonomi. Selain itu, dijelaskan tentang tren yang terjadi saat ini menjadi sangat penting dan sangat luar biasa untuk kita ikuti perkembangannya.

“Dahulu, pada masa perang dunia ke-2, perang yang terjadi saat itu karena alasan idiologi, tetapi untuk saat ini bukan lagi karena ideologi, tapi karena alasan teroris dan ini berkembang terus serta tidak akan pernah berhenti, karena para pemodal lebih suka produksi senjata karena mahalnya harga persenjataan”.

Selain itu, adanya kata ungkapan latin yang mendukung, “Bila Inginkan Damai, Maka Bersiap untuk Perang”. Artinya disaat bangsa damai, kita harus bangun kekuatan sehingga semua negara pasti butuh persenjataan yang mahal tersebut guna membangun kekuatan.

“Di dunia negara-negara yang mengalami konflik, umumnya karena negara konflik tersebut memiliki sumber daya alam yang besar dan diperebutkan. Indonesia yang punya sumber daya alam yg luar biasa besar, memungkinkan akan menimbulkan adanya potensial konflik yang sudah pasti tinggi. Selain itu, negara konflik selalu diawali oleh infiltrasi, agitasi, perlawanan dari dalam serta sulit diatasi. Semua konflik di suatu negara pasti terjadi seperti itu, sama seperti konflik yang terjadi di negara-negara lain saat ini dan tidak pernah selesai hingga puluhan tahun”.

Menurut Gubernur AAL, Indonesia yang berada diantara Dua Samudra dan Dua Benua serta terdiri dari ribuan pulau telah memberi keragaman yang luar biasa besar, karena ada aneka ragam budaya, bahasa dan aneka ragam suku bangsa serta Enam Agama besar. Keaneka ragaman di negara Indonesia ini, pernah dimanfaatkan pihak Belanda saat menjajah Indonesia dengan politik adu domba atau devide et impera. Politik ini dimainkan Belanda, untuk memecah belah Indonesia. Jika dikaitkan denga era perkembangan Iptek yang modern saat ini, bangsa Indonesia semakin mudah diadu domba. Karena itu, kita perlu menjaga keragaman agar selalu terhindar dari perpecahan.

“The Founding Fathers kita atau Bapak bangsa Indonesia sudah sangat luar biasa. Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, diikat dengan Bhinneka Tunggal Ika, yang berisi tentang Dasar Negara kita Pancasila serta mampu mempersatukan keragaman budaya bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke”, kata Gubernur AAL.

“Sangking yakin akan hebatnya Pancasila, beliau Bapak Bangsa Indonesia pada tahun 1945, memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika di depan Parlemen Amerika dan telah mendapat sambutan yang sangat luar biasa pada saat itu”.

Menurut Gubernur AAL, bangsa Indonesia yang sudah 74 tahun merdeka, jika keragaman ini tidak dimanage dengan baik, maka politik adu domba seperti pada masa penjajahan Belanda bisa terulang kembali.

Ditambahkan, beberapa pergerakan nasional sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa perang kemerdekaan, seperti Budi Utomo, Sumpah Pemuda dan gerakan perjuangan nasional lain. Pada perjuangan pergerakan nasional tersebut, rakyat Indonesia bersatu padu menjaga dan mempertahankan Keutuhan dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.

Disela-sela pengarahan, Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. mengajukan beberapa pertanyaan seputar tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, guna menggugah jiwa nasionalis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di lingkungan Keluarga Besar Akademi Angkatan Laut.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wagub AAL Brigadir Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi, S.E. serta pejabat utama AAL dan seluruh Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Akademi Angkatan Laut.

Penulis : Fram
Editor : Ndre
Sumber : Kabagpen AAL.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.