Iskandar: Midang Merupakan Budaya yang telah lahir sejak 1672

Spread the love

* Budaya Midang Pakaian Adat di Kayuagung harus dilestarikan

Jurnalline.com, Kayuagung – setiap tahun dalam perayaan hari raya idul fitri tepatnya dihari raya ketiga dan keempat acara midang telah menjadi tradisi dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat kota kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

midang-morge-siwe-2016-2-1Tradisi midang dikota kayuagung sebenarnya sudah sejak lama ada bahkan sejak abad ke -16 tepatnya pada tahun 1672, secara garis besar dikota kayuagung midang ada dua versi yakni midang begorok dan midang babuke, midang begorok sendiri dimana terjadi arak-arakan pemuda – pemudi yang mengiringi pasangan pengantin lalu dikembangkan lagi menjadi midang babuke kemudian difungsikan menjadi suatu bentuk hiburan bagi masyarakat pada perayaan hari raya Idul Fitri tepatnya dihari ketiga dan keempat.

Midang untuk tahun 2016 ini mengusung tema “Melalui midang morge siwe, kita jadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai daerah kunjungan wisata nusantara dan mancanegara”.

Midang pada hari ketiga idul fitri ini diikuti 6 kelurahan yaitu Tanjung Rancing, Kayuagung Asli, Jua jua, Cintaraja, Sukadana dan Perigi. Untuk midang hari keempat  kelurahan Paku, Kutaraya, Sidakersa, Mangunjaya dan Kedaton.

midang-morge-siwe-2016--1Bupati OKI Iskandar SE disela-sela acara mengatakan tradisi midang khususnya bagi warga morge siwe atau sembilan kelurahan yang ada dikota kayuagung ini sudah sejak lama ada dan muncul sejak tahun 1672 silam.

“Pelestarian tradisi midang yang telah menjadi ciri khas kota kayuagung ini, kembali lagi pada masyarakatnya sendiri, jika mereka mampu mempertahankan tradisi tentunya kita selaku pemerintah tinggal mendorong mengenai apa saja kekurangan atau keperluan bagi tradisi pasti kita bantu,”katanya.

Camat Kota Kayuagung Dedy Kurniawan SSTP menyampaikan midang tahun ini tetap dilaksanakan pada lebaran ketiga dan hari keempat, namun ada perbedaan tahun ini ada dua jenis pakaian yg akan digunakan oleh kelurahan dan ini sudah ditentukan oleh lembaga adat beberapa waktu yg lalu. “Ada pakaian adat ada pakaian nasional, contohnya kelurahan kedaton akan menggunakan pakaian nasional, maksud dari pembedaan ini agar pelaksanaan midang kali ini lebih meriah dan ada perbedaan namun tentu saja tidak akan menghilangkan esensi dari Midang tersebut”, jelas Camat Kota Kayuagung

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan OKI, H. Amirudin, S. Sos, M. Si menjelaskan midang ini diikuti 11 kelurahan dan 11 kelurahan ini di bagi menjadi 2, 6 kelurahan di hari ke 3 idul fitri dan 5 kelurahan di hari ke 4 idul fitri.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan OKI menambahkan untuk midang tahun ini di hari pertama 3 kelurahan midang muda mudi kemudian 3 kelurahan berikutnya midang yang biasa dilakukan setiap tahun nya memakai pakaian adat, perangkat kelurahan dan sebagainya, tetapi 3 kelurahan yang muda mudi itu khusus muda mudi semua dan tetap di barisan terdepan harus ada pengantin. Dan untuk hari ke 2 atau lebaran ke 4 ada 2 kelurahan yang memakai pakaian adat seperti tahun –tahun yang kemarin dan 3 kelurahan khusus muda mudi.

Lebih lanjutkan H. Amirudin, S. Sos, M. Si mengatakan bahwa Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel sangat tertarik dengan kegiatan midang ini, karena midang ini merupakan acara budaya dan adat, sehingga rencana kedepan akan di kaloborasikan dengan kegiatan di Provinsi , seperti pagi kegiatan Provinsi dan di siang harinya kegiatan midang.

(Humas OKI/Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.