Turun ke Jalan, Ribuan Mahasiswa Malut Tuntut Pemerintah Naikan Harga Kopra

Spread the love

Jurnalline.com, Ternate (Maluku Utara) –Ribuan mahasiswa yang terdiri dari Universitas Khairun (Unkhair), Universitas Muhammadyah (UMMU), dan STIKIP Kie Raha menggelar aksi unjuk rasa, menuntut pemerintah menaikan harga kopra. Aksi sendiri dilakukan didepan Unkhair dan sepanjang jalan menuju Bandara Babullah Ternate, Malut , Senin (19/11/2018).

Kopra merupakan salah satu komoditi unggulan di Maluku Utara, bagaimana tidak, rata-rata petani di jazirah Al-Mulk ini memiliki tanaman kelapa dan menjadi sumber penghasilan utama bagi petani.

Okeh karena itu, koordinator aksi Bahrun Ibrahim kepada awak media mengatakan kopra tidak hanya komoditi, akan tetapi sudah menjadi identitas masyarakat Maluku Utara.

Dikatakan, mayoritas mahasiswa, khususnya di Maluku Utara dibiayai dari hasil penjualan kopra. Dengan “terjunnya” harga kopra tentu sangat berimplikasi pada pendidikan di Maluku Utara.

“Banyak teman-teman mahasiswa yang kuliah di Ternate orang tuanya yang merupakan petani kopra, sehingga mereka sangat merasakan biaya kuliah sehubungan anjloknya harga kopra,”terangnya

Bahrun menuturkan, beberapa Kecamatan seperti Gane Barat Kabupaten Halmahera Selatan harga kopra hanya dihargai Rp 2.300 per kilogram, sementara di wilayah Kabupaten Halmahera Utara harga mulai Rp 3.000 – Rp 4.000 per kilogram.

“Karena itu kami sangat mengharapkan pemerintah mulai dari daerah hingga pusat untuk memperhatikan nasib petani kopra dengan menaikkan harga kopra yakni dapat mengikuti harga secara nasional yaitu Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram,” ujarnya.

Mahasiswa meminta pemerintah seriusi persoalan anjloknya harga kopra. Dengan membangun pabrik, menyediakan mobil pengangkut, serta kapal laut menjadi masukan untuk pemerintah.

Dalam aksinya, mahasiswa juga mengutarakan kekecewaan mereka dengan sikap anggota DPRD Provinsi Maluku Utara yang dianggap tidak pro dan peduli dengan anjloknya harga kopra.

“Kami sudah minta kepada DPRD agar biaya perjalanan dinas mereka sebagian disisipkan untuk disisipkan kepada petani kopra, namun itu ditolak,” katanya.

Mahasiswa mengancam akan melakukan aksi besar-besaran jika tuntutan mereka tidak diakomodir oleh pemerintah kota maupun provinsi.

(YUDI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.