Kapolda Metro Jaya Isi Materi Pemahaman Toleransi Dan Anti Radikalisme Dihadapan Mahasiswa Universitas Unindra

Spread the love

Jurnalline.com, Jakarta – Guna mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan memiliki inovasi guna kemajuan bangsa dan negara. Polda Metro Jaya tak henti hentinya untuk terus mensosialisasikan wawasan kebangsaan dan bela negara.

Upaya itu, terlihat ketika Kapolda mengisi materi dalam suatu kegiatan Festival Ormaya 2019, yang digelar di Universitas Unindra Kampus B’ Gedong Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu 25 Agustus 2019.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan, “pemahaman wawasan kebangsaan harus ditanamkan pada mahasiswa, agar di Universitas Unindra ini, mahasiswanya paham arti toleransi dan intoleransi, agar terhindar paham radikalisme yang dapat berakibat pada terorisme, “tegasnya.

Dikatakan Kapolda, “Toleransi itu, khususnya dalam kehidupan pribadi kita atau dalam kehidupan sosial bermasyarakat, sebenarnya adalah tidak menganggu, jadi kalo ada perbedaan perbedaan dia tidak menganggu, contohnya perbedaan agama, di Indonesia ini ada bermacam macam agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, jika mereka memahami perbedaan itu dalam hal beribadah, itulah toleransi.

Ada 3 kelompok intoleransi yaitu kelompok yang main hakim sendiri, kelompok advokasi ditingkat lokal, kelompok transformatif yang ingin menganti sistem pemerintahan yang ada dalam suatu negara.

“Apakah Intoleransi itu bermasalah, Iya, lanjut Kapolda Metro, “karna akan mengancam suatu negara dan menyebabkan ketakutan. Kalo ini dibiarkan terus intoleransi, akan menjadi pintu gerbang kehancuran bangsa kita, apakah terkait dengan suku, agama, ras, dan budaya sekalipun yang dapat menimbulkan ketegangan sosial, “jelasnya dihadapan para mahasiswa Unindra.

“Terkadang masyarakat menganggap demokrasi itu bebas, inilah yang akan mengakibatkan perpecahan masyarakat, karna dapat menimbulkan konflik, seperti media sosial, dengan media konvensional itu sangatlah berbeda. Media konvensional ada admin nya yang akan mengedit kebenarannya pemberitaan itu, sedangkan media sosial seperti Facebook, Tweeter, dan lain sebagainya itu milik sendiri, tidak ada yang mengedit kebenarannya, inilah yang sangat berbahaya yang dapat menimbulkan paham radikalisme yang akan berakibat pada terorisme”.

Penanaman nilai nilai wawasan kebangsaan, menurutnya, merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh aparat. Selain menanamkan sikap nasionalisme, kegiatan itu juga dinilai ampuh dalam membentuk karakter para pelajar mahasiswa ditengah tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi saat ini.

“Kita juga berupaya untuk mengembangkan nilai nilai luhur, seperti yang tercermin dalam Pancasila dan UUD 1945, “pungkasnya.

Penulis : Khnza
Editor : Fay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.