Gubernur AAL Pimpin Acara Sertijab Kadeppel Dan Kadeptek AAL

Spread the love

Jurnalline.com, Surabaya – Gubernur Akademi Angkatan Laut (Gubernur AAL) Laksamana Muda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M. memimpin acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Departemen Pelaut (Kadeppel) dan Kepala Departemen Teknik (Kadeptek) AAL yang dilangsungkan di gedung R. Soebijakto, Mako Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Rabu (2/10).

Jabatan Kadeppel AAL diserahterimakan dari Kolonel Laut (P) Hreesang Wisanggeni, S.E. kepada Letkol Laut (P) Awang Bawono, S.E., M.M., yang sebelumnya menjabat sebagai Palaksa KRI R.E. Martadinata-331 Satkor Koarmada II. Sedangkan Kolonel Laut (P) Hreesang Wisanggeni, S.E. menjabat sebagai Komandan Lanal Malang, Lantamal V yang telah melaksanakan serah terima jabatan beberapa waktu lalu.

Sementara itu jabatan Kadeptek AAL diserahterimakan dari Kolonel Laut (T) Teguh Subekti, S.T. kepada Letkol Laut (T) Muhammad Suprapto, S.T. yang sebelumnya menjabat sebagai Paban Har Alut Staf Logistik Koarmada II. Sedangkan Kolonel Laut (T) Teguh Subekti, S.T. akan menjabat sebagai Liaison Officer (LO) TNI AL di Kodam VI/Mulawarman yang bermarkas di Kalimantan Timur. Acara serah terima jabatan diawali penandatanganan pakta integritas oleh pejabat baru serta ditandai dengan pelepasan dan penyematan tanda jabatan dari pejabat lama kepada pejabat baru oleh Gubernur AAL, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima jabatan.

“Dengan adanya pergantian pejabat dilingkungan AAL, saya berharap akan muncul ide-ide baru dan pemikiran baru yang lebih kreatif dalam mengantisipasi dan menjawab tuntutan tugas yang semakin kompleks dan dinamis”, kata Gubernur AAL saat memberikan sambutan.

Gubernur AAL juga mengatakan, sebagaimana kita ketahui Akademi Angkatan Laut mendidik calon perwira yang kelak akan menjadi pemimpin Angkatan Laut dan kalau kita lihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sekarang menjadi tuntutan yang tidak kecil dan Indonesia merupakan penduduk yang terpadat ke-empat di dunia. Konsekwensinya tenaga kerja di negara berkembang adalah model pekerjaan padat karya. Satu pekerjaan yang harusnya dikerjakan oleh 1 atau 2 orang tapi dikerjakan oleh 5 sampai dengan 10 tenaga kerja, tujuannya supaya memenuhi tenaga kerja. Sementara perkembangan Iptek menuntut 4.0 yaitu Sumber Daya Manusia yang berkerja secara sistem robotic sehingga kalau model cara kita berpikir dan bertidak masih tanpa inovasi, maka kita akan digilas dengan perkembang Iptek. Oleh karena itu, kita yang berada di lembaga pendidikan, yang mendidik calon perwira dan menjadi tantangan yang luar biasa.

Selain itu, Gubernur AAL mengingatkan, adanya Angkatan Laut karena adanya kapal. Center of grafity harus kesana. Kalo Angkatan Laut gak ada kapal namanya bukan Angkatan Laut. Begitu juga AAL, ada karena ada Taruna. Jadi semua yang ada di AAL bekerja, center of grafitynya adalah keberadaan Taruna. Mari kita semua berfikir dan bertangung jawab supaya Taruna lulus jadi pewira yang handal dan mampu menghadapi perkembangan Iptek yang begitu pesat. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama untuk ikut berpikir dan juga bertanggung jawab.

“Saya sering beri analog dalam membentuk Taruna, ibarat mereka sedang dilatih survival. Mereka disiapkan untuk latihan survival bertahan hidup di hutan selama sepuluh hari, sebelum berangkat mereka diajari bagaimana cara menangkap binatang, bagaimana membuat jebakan binatang dan binatang apa saja yang bisa dimakan. Begitu juga tanaman, tanaman apa saja yang bisa dimakan, setelah mereka siap mereka dilepas di hutan untuk melakukan survival dengan bekal cuma 3 hari. Sedangkan 7 harinya lagi dengan mengimplementasikan ilmu apa yang pernah diperoleh di pendidikan. Tapi ketika ada orang-orang atau lingkungan yang membantu atau ikut campur dengan program survival tersebut, karena adanya kekhawatiran kepada peserta survival akan tidak mampu, maka pendidikan survival yang kita harapkan tadi pasti tidak akan tercapai sesuai harapan lembaga pendidikan,” kata Gubernur AAL.

Sebelum mengakhiri sambutan, Gubernur AAL menambahkan telah menerapkan budaya baru di Akademi Angkatan Laut, yaitu budaya memberikan cincin bertuliskan “Hree Dharma Shanty” dan dipasang di jari sebelah kanan tangan bagi Taruna dan Taruni AAL yang lulus dan dilantik menjadi perwira muda TNI Angkatan Laut. Dengan memakai cincin tersebut, diharapkan sipemakai akan jalan terus ke depan sesuai makna “Hree Dharma Shanty” malu berbuat cela. “Budaya tersebut juga sudah dimasukkan kedalam buku tradisi”, tegas Gubernur AAL.

Penulis : Fram
Editor : Ndre
Sumber : Kabagpen AAL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.