Wereng Melanda Padi Petani Palas Aji, Di Desa Bali Agung Harga Padi Jadi Mainan Tengkulak Lokal

Spread the love

Jurnalline.com, Lampung Selatan – Tingginya modal pengolahan lahan dan Saprodi pertanian membuat petani di Palas semakin sulit , ditambah pasca panen kesulitan alat panen combet untuk memanennya, di samping itu harga jual murah bahkan ada beberapa padi yang tidak laku dengan alasan padi jenis Banci. Jum’at ( 01/04/2020 )

Di situasi Wabah Virus Corona (Covid 19) sekarang ini berimbas ke petani padi di kecamatan Palas, pasal nya bayak sawah yang kondisi padi mulai berbuah sampai sudah menguning siap di panen di Desa Palas aji, namun sayangnya padi bayak terserang wereng hal ini mengancam beberapa para petani gagal panen.

Ketika di jumpai di lokasi persawahan Palas aji Khoirul Mawan menunjukan kondisi padi di sekitar sawah nya, bayak hama wereng yang sudah menyerang sehingga mengakibatkan batang dan buah padi seperti terbakar sehingga menjadi hampa, hal ini bila tidak segera di atasi dengan racun hama yang harga mahal, padi yang sudah terjangkit dalam kurun waktu tidak lama akan menyebar, sehingga gagal panen,” paparnya

” Padi yang sudah dimasukin hama wereng Ini dek, kalau tidak segera di semprot pake racun yang harganya sangat mahal untuk seperempat hektar sebotol kecil, alamat gagal panen, lihat saja Batang padi sampai gosong seperti lapuk,” Ujarnya

Lebih lanjut dia mengatakan untuk di Desa Palas Aji, tidak ada alat combet untuk memanen, bila mau memanen harus mendatangkan alat combet dari luar daerah seperti Palembang,” Ungkapnya lagi

” Saya berharap kepada dinas terkait tolonglah perhatikan keluhan dan kebutuhan kami petani Desa Palas Aji, hamparan sawah kami kurang lebih 350 Hektar, belum ada bantuan combet yang kami terima, mudah mudahan kedepannya Gapoktan atau Poktan kami di beri bantuan combet Supaya kami panen tidak terkatung-katung,” Harap Mawan

Di sisi lain petani Desa Bali agung sedang dalam proses panen raya namun sayang bayak Padi yang tidak laku di jual, dengan alasan tengkulak padi Tersebut “BANCI” entah apa Yang menjadi alasan sehingga padi tersebut di katakan jenis padi Banci

Di Tempat terpisah I Ketut purne saat di konfirmasi Jurnalline.com, mengatakan situasi wabah covid 19, paska panen pembeli dari luar lampung (seberang) tidak bisa masuk, maka hasil panen padi musim rendang di palas, harga padi di Duga dipermainkan oleh pembeli lokal, harga padi di Desa Bali agung saat ini, panjang 4.200 dan muncul 3800 Itu harga tertinggi kalau kondisi padinya super. dan beli padi di pilih pilih tidak di pukul rata, karna tidak ada saingan,” jelas purne

“Pada akhirnya kami petani terpaksa menjual hasil panen dengan tengkulak, walau Harga tidak sesuai. Ada juga terpaksa numpang di jemur di pabrik tetangga Desa.

Yang paling menyedihkan hasil petani padi bagus bening dan kisat malah tidak mau dibeli dengan alasan padi banci , terlalu panjang dan rendement tidak keluar, maka, petani mengeluhkan permainan para tengkulak,” Ucap purne.

Dia berharap hal ini harus ada campur tangan pemerintah daerah, supaya para oknum tengkulak yang nakal tidak sewenang-wenang membeli padi dengan harga tidak Sesuai.

” Tolonglah kepada Dinas tanaman pangan dan hortikultura seperti UPTD pertanian, untuk monitor ke bawah, mencari solusinya, supaya para petani tidak mengalami kerugian yang dalam,” pungkasnya .

Penulis : Samsul
Editor : Ndre

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.