Festival Teluk Jailolo 2019 Resmi Ditutup

Spread the love

Jurnalline.com, Sofifi (Maluku Utara) – Festival Teluk Jailolo (FTJ) yang diselenggarakan pemerintah kabupaten Halmahera Barat (Halbar) resmi ditutup pada Sabtu (29/6) malam.
Event Festifal Teluk Jailolo (FTJ) ini dinilai telah mengangkat citra daerah Maluku Utara, dan khususnya Halmahera Barat sebagai daerah yang aman dan layak untuk dikunjungi serta dijadikan destinasi wisata top Indonesia. Hal itu disampaikan Asisten deputi strategi dan komunikasi, Deputi pengembangan pemasaran I, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Hariyanto saat menyampaikan sambutan Menteri Pariwisata.

“FTJ telah menunjukan eksistensinya dan perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun, untuk yang ke 11 pada tahun 2019 ini, FTJ telah membuktikan sebagai wahana yang efektif untuk mempromosikan potensi pariwisata di Maluku Utara, khususnya potensi wisata budaya di Halmahera Barat,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, sektor pariwisata telah ditetapkan sebagai kegiatan prioritas nasional. Oleh Presiden Jokowi, telah menyampaikan bahwa pariwisata sebagai core ekonomi bangsa Indonesia. Penetapan ini telah diikuti oleh capaian dan prestasi yang membanggakan kita semua diantaranya; pariwisata Indonesia menduduki peringkat ke 6 (enam) kategori negara terindah di dunia, Indonesia juga telah masuk dalam top 20 (dua pukuh) negara dengan perkembangan pariwisata tercepat di dunia yang dirilis the telegraphs.

Dirinya juga menyampaikan bahwa, pariwisata Indonesia juga telah mengalami pertumbuhan wisatawan manca negara (wisman) yang tinggi, sebesar 12,58 persen pada tahun  2018, angka tersebut menunjukan pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia, jauh lebih besar dari pertumbuhan regional ASEAN yang sebesar 7,4 persen, bahkan melampaui pertumbuhan dunia sebesar 5,6 persen.

“Rata-rata pertumbuhan jumlah wisman ini, mengalami peningkatan pada periode sebelumnya 2009-2013 dari 9 persen, kini tumbuh menjadi 14 persen. Capaian nasional itu, tidak terlepas dari capaian Halmahera Barat khususnya Jailolo, dan Maluku Utara pada umumnya,” katanya.

Dirnya juga mengatakan, branding wonderfull Indonesia saat ini telah menempati peringkat ke 47 dunia, berdasarkan penilaian world ekonomi forum, mengalahkan brand Thailand yang menempati posisi ke 68, bahkan juga mengalahkan brand dari Malaysia pada peringkat 85. Ini juga yang membuat brand wonderfull Indonesia banyak mendapat penghargaan dunia.

“Tercatat pada tahun 2016 telah berhasil meraih 46 penghargaan di 22 negara, tahun 2017 telah meraih 27 penghargaan di 13 negara dan tahun 2018 meraih 66 penghargaan di 15 negara, sementara di tahun 2019 tercatat sampai dengan bulan Juni ini telah meraih 35 penghargaan di 13 negara,” akunya.

Olehnya itu dirinya meminta kepada pemerintahan daerah, akademisi, organisasi, masyarakat semua stack holders untuk terus bahu membahu meningkatkan dan memprimosikan wisata di Halmahera Barat.

Sementara itu Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan oleh Plh. Sekretaris daerah provinsi Maluku Utara, Bambang Hermawan, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, dengan harapan FTJ yang diselenggarakan pada tahun 2019 ini dapat ditingkatkan lagi untuk menjadi ajang promosi destinasi wisata budaya yang unggul Halmahera Barat.

“Wisata budaya sebagai spot destinasi wisata Halmahera Barat merupakan kebanggaan Maluku Utara, dan ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintahan daerah,”ujarnya.

Dirinya juga menjelaskan, bahwa provinsi Maluku Utara dengan luas wilayah yang 69% nya adalah Laut dan memiliki 805 serta hamparan pesisir pantai sepanjang 6.644 km2 memiliki potensi kelautan perikanan dan pariwisata untuk dikembangkan.

Mantan Plh Gubernur mengatakan, dengan memperhatikan berbagai arahan dari Presiden Joko Widodo agar setiap provinsi dapat mengembangkan daerah sesuai potensi unggulan yang ada di daerah, maka sudah selayaknya sektor kelautan perikanan dan pariwisata menjadi prioritas kebijakan pembangunan di Maluku Utara.

“Seperti amanat pak Presiden Jokowi  bahwa, ada pasar yang sangat besar. Wisatawan nusantara dengan penduduk 250 juta jiwa, dan kelompok menengah yang terus tumbuh akan memberikan dampak yang luar biasa bagi industri pariwisata lokal. Belum lagi potensi wisman. Ini satu-satunya industri yang memutarkan uang paling banyak dan memberikan lapangan kerja paling luas dan beragam. Untuk itu pemerintah daerah akan sangat mendukung setiap program pengembangan destinasi wisata di daerah ini,” ungkapnya.

Terkait dengan hal itu, Bupati Halmahera Barat, Dany Missi, dalam sambutannya mengatakan bahwa iven FTJ ini telah masuk dalam kalender nasional 100 ivent Kementerian Pariwisata. Ini akan menjadi langkah strategis untuk menigkatkan kualitas event serta angka kunjungan wisatawan, yang berdampak pada ekonomi masyarakat.

“FTJ dipilih untuk mempresentasikan khasana budaya kepulauan rempah dan alam Halbar ketengah masyarakat Indonesia dan dunia, yang merupakan suatu kebanggaan luar biasa, serta motifasi untuk memberikan yang terbaik bagi pariwista Indonesia,” katanya.

Lanjut Bupati, pada perayaan FTJ ke 11 tahun 2019 ini, FTJ berkolaborasi dengan sektor kementerian/lembaga,  dan telah terbukti memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kualitas event dan pengembangan kepariwisatan di Kabupaten Halbar dan Maluku Utara.
Langkah ini menjadi contoh bagi kami di daerah untuk terus solid dalam membangun kolaborasi dan sinergita antra pemerintah, akademisi, pebisnis, komunitas dan media, sehingga memberikan akselerasi yang luar biasa pada perkembangan sektor pariwisata di Halbar yang berkelanjutan dalam wujud spirit Indonesia in corporate,” jelasnya.

Menurut dirnya, FTJ juga merupakan salah satu ivent unggulan di Indobesia. Hal ini terbukti pada tahun 2019, FTJ masuk dalam daftar tourism choice berdasarkan hasil penilaian prespektif wisatawan, baik pra ivent, on ivent dan post ivent. Ini menunjukan totalitas akselerasi pemerintah daerah dengan komunitas milenial atau laskar digital Generasi Pesona Indonesia (Genpi) dan berbagai media, dalam mempromosikan ivent ini secara baik dan terstruktur.

“Bahwa pariwisata Indonesia telah memasuki era evolusi for point zero, ini ditandai dengan berubahnya perilaku wisatawan yang sangat digitalisasi, sekitar 70 persen wisatawan melakukan search melalui media sosial. Genpi dan seluruh masyarakat dapat memanfaatkan tourism for point zero sebagai keunggulan kompetitif baru dalam mengangkat periwisata di pasar global dengan memberikan kontribusi melalui pemanfaatan media digital sebagai platform pariwisata, dengan mengangkat semua potensi pariwisata yang dimiliki Halbar,” pintahnya.

Sekadar diketahui, acara yang dimeriahkan oleh penyanyi Glen Fredly itu, juga dimeriahkan dengan tari-tarian dibawa koordinator Eko Supriyanto. Selain itu hadir pula 9 foto grafer Internasional (Myanmar, Filipina, Malaysia, Vietnam, China, Thailan, Brunai Darussalam, Bahrain dan Australia) dan 3 foto grafer nasional dibawah komando A. Rambe, serta pra foto grafer lokal.

Tampak hadir dalam malam perayaan  acara puncak itu, Asdep strategi dan komunikasi Deputi pengembangan pemasaran I, Kementetian Pariwisata Hariyanto,
tenaga ahli bidang kepariwisataan Taufik, Sekprov Malut Bambang Hermawan, Bupati Halbar Dany Missi, Wawali Ternate Abdullah Taher, Sultan Jailolo, unsur forkopimda Halbar, pemerintahan Halbar dan tamu undangan lainnya.

Penulis : Wahyudi Yahya
Editor : Ndre

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.